SuaraJabar.id - Pagi ini tontotan di platform Youtube menjadi teman ngopi bagi Restu Syauqi di sebuah warung. Tentu bukan kebiasaannya membuka video di Youtube karena ia pun sudah menghapus aplikasi itu dari ponsel pintar miliknya.
Namun, pria berusia 33 tahun asal Cibiru, Kota Bandung itu penasaran dengan video animasi anak dari Malaysia yang menggunakan lagu Halo-halo Bandung. Namun, liriknya diubah menjadi Halo-halo Kuala Lumpur.
Animasi produksi konten kreator asal Negeri Jiran itu kini sedang viral di media sosial karena nada dan liriknya berasal dari Halo-halo Bandung yang diciptakan Ismail Marzuki. Selain mengubah judul, lagu di animasi Malaysia itu juga ubah lirik di dalamya.
Restu yang penasaran akhirnya menonton sampai habis lagu itu. Betapa ia kaget karena nada pada lagu di animasi yang tayang di akun Youtube Kanal Lagu Kanak TV itu kental sekali dengan lagu Halo-halo Bandung, yang memiliki makna penuh sejarah.
Baca Juga:Lagu Helo Kuala Lumpur Dituding Jiplak Halo-Halo Bandung, Akun YouTube Malaysia Tutup Kolom Komentar
"Karena penasaran saya sampai buka Youtube di Google karena aplikasinya sudah saya hapus. Kaget juga pas dengernya," ucap Restu.
Lagu itu diunggah pada video dengan judul "Nasyid Kanak-Kanak Islam Malaysia | Helo Kuala Lumpur | Lagu Patriotik Malaysia"
Pada kolom deskripsi video tersebut, lagu itu disebuat sebagai lagu tradisional Melayu, kanak-kanak. Juga disebutkan bahwa lagu itu merupakan lagu patriotik Malaysia.
Masyarakat Dibuat Geram
Restu yang memang cenderung menyukai hal-hal yang berbau sejarah dan kebudayaan mengaku geram setelah menonton dan mendengarkan lagi di animasi yang mengubah lirik lagu Halo-halo Bandung. Ditemani segelas kopi dan sebatang kretek, ia pun berujar bahwa hal ini adalah plagiarisme.
Baca Juga:Kembali Berulah, Malaysia Plagiat Lagu Nasional Indonesia Halo-halo Bandung Jadi Hello Kuala Lumpur
"Menurut saya ini plagiat. Masa berani-beraninya ubah lirik lagu bersejarah," ucap Restu sambil menghisap kretek miliknya.
Lagi Halo-halo Bandung sangat melekat sekali bagi Restu sejak duduk di bangku sekolah karena ia sering mendengarkannya. Bahkan, lagu itu bukan hanya populer di Bandung dan sekitarnya saja melainkan sudah sampai ke luar daerah.
Salah satu buktinya terekam lewat tayangan video yang diunggah akun Youtube Roll Media 2. Video yang diunggah enam tahun lalu itu diberi judul Halo Halo Bandung - Angklung Malioboro Carehal bareng Suporter Persib Bandung (Pengamen Jogja).
Ditemani alat musik tradisional jenis angklung, terlihat sejumlah pria dengan asyiknya menyanyikan lagu Halo-halo Bandung ditengah keramaian malam Yogyakarta. Warga yang hadir pun nampak menikmati suguhan itu.
Bagi Restu, sebab lagunya sangat bersejarah dan murni karya anak bangsa, menurutnya apa yang dilakukan di animasi asal Malaysia dengan mengubah lagu tersebut seharusnya tidak bisa dibiarkan.
Apalagi pihak Malaysia bukan sekali ini saja mengklaim kebudayaan asal Indonesia.
"Menurut saya minimal ada proteslah, ada peringatan. Lagu ini kan sangat kental sekali dengan sejarah perjuangan zaman penjajahan dulu," ujar Restu.
Halo-halo Bandung Dimata Siswa
Lagu Halo-halo Bandung bukan hanya populer di kalangan masyarakat umum, tapi juga di kalangan siswa.
Sekalipun mereka tak terlalu menyukai pelajaran seni atau kebudayaan. Namun lagu itu memang sering didengar hingga melekat dibenak, bukan hanya di Kota Bandung, tapi di sekitarnya.
Seperti bagi siswa di Kota Cimahi yang bertetangga dengan Kota Bandung. Reza Syaef Nurali, siswa kelas XII salah satu sekolah kejuruan itu mengaku hafal lagu karya Ismail Marzuki itu.
"Iya tahu lagunya, soalnya di tongkrongan juga suka dinyanyiin. Kalau penciptanya juga tahu, Ismail Marzuki," ujar dia.
Meskipun tidak terlalu menyukai pelajara seni dan kebudayaan, namun ia tak pernah melewatkan mata pelajaran yang berkaitkan dengan hal tersebut. Termasuk lagu-lagu bersejarah dan lagu tradisional.
Ia pun begitu kaget ketika ternyata di Youtube ada animasi dari Malaysia yang mengubah lirik lagu Halo-halo Bandung menjadi versi mereka.
"Iya kaget kenapa jadi berubah lagunya, kan enggak begitu," ucapnya.
Budayawan Bandung Bersuara
Budayawan asal Bandung, Budi Dalton mengatakan, adanya karya anak bangsa yang dipakai lagi di Malaysia karena pemerintah kurang tegas. Buktinya, kejadian seperti ini menurutnya bukan sekali ini saja.
Untuk itu, kata dia, pemerintah melalui kementerian terkait harus segera bertindak menyikapi viralnya lagu Halo-halo Bandung yang diubah menjadi Halo-halo Kuala Lumpur dengan nada yang sama.
"Saya pikir harus ada ketegasan, yang harus turun tangan negara. Bukan netizen, kan yang ramenya netizen. Bentuk somasi atau apapun yang harus dilakukan. Karena saya yakin legalitas dari lagu ini lengkap," ujar Budi.
Dia mengatakan, pihak pembuat konten dari Malaysia atau pemerintahnya tidak akan cukup dengan permohonan maaf.
"Ini bukan permohonan maaf lagi, harus udah dicabut lagu yang dibuat, yang sudah digubah itu. Harus ada ketegasan yang fokus ke masalah itu," sebut dia.
Lebih jauh Budi menyoroti aspek kebudayaan yang menurutnya belum menjadi fokus dalam pembangunan di Indonesia. Menurutnya perlu pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap aspel tersebut.
"Saya pikir kebudayaan belum menjadi fokus didalam pembangunan negara. Diperlukan kesasaran tinggi pembuat regulasi bahwa berdirinya bangsa ini lewat kebudayaan, apabila tidak diajarkan maka Bhineka Tunggal Ika hanya akan menjadi slogan," kata Budi.
Romantisme dan Perjuangan Dibalik Halo-halo Bandung
Melansir dari laman bandung.go.id, lirik Halo-halo Bandung berangkat dari kisah Ismail Marzuki yang sempat mengungsi ke Bandung bersama istrinya, Eulis Zuraidah demi menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di Jakarta.
Sayangnya, tak lama setelah mereka menetap di Bandung, terbit ultimatum dari pihak Inggris yang memerintahkan pihak tentara pejuang Indonesia untuk segera meninggalkan Kota Kembang ini.
Kemudian, pihak pejuang Indonesia membalas dengan sengaja membakar rumah dan gedung di penjuru wilayah selatan kota Bandung sebelum mereka meninggalkan kota pada 24 Maret 1946. Peristiwa ini pun dikenal sebagai Bandung Lautan Api .
Ismail dan istrinya pun kembali ke Kota Batavia. Namun kenangan indah selama menetap di Bandung selalu melekat dalam ingatannya. Hal tersebut mendorongnya untuk menciptakan lagu berbahasa Sunda dengan judul "Hallo Bandung".
Tak hanya itu, ia juga menciptakan beberapa lagu lainnya seperti, "Bandung Selatan di Waktu Malam" dan "Saputangan dari Bandung Selatan".
Peristiwa Bandung Lautan Api mengilhami Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu "Hallo Bandung" menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki