50 Gedung Sekolah Rusak Akibat Banjir dan Pergerakan Tanah, Salah Satunya Terpaksa Direlokasi

Sekolah yang direlokasi tersebut adalah SDN Cibungur I yang berlokasi di Kecamatan Agrabinta.

Syaiful Rachman
Sabtu, 07 Desember 2024 | 05:00 WIB
50 Gedung Sekolah Rusak Akibat Banjir dan Pergerakan Tanah, Salah Satunya Terpaksa Direlokasi
Bangunan Sekolah Menengah Pertama PGRI di Kecamatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat, rusak akibat terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Rabu (4/12/2024).(ANTARA/Ahmad Fikri).

SuaraJabar.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merelokasi satu sekolah SDN Cibungur I di Kecamatan Agrabinta karena rusak berat akibat pergerakan tanah, sedangkan 49 sekolah lainnya terdampak.

Kepala Disdikpora Cianjur, Ruhli Solehudin di Cianjur, Jumat (6/12/2024), mengatakan akibat bencana alam yang terjadi di 15 kecamatan di Cianjur membuat puluhan sekolah mulai dari SD dan SMP dilaporkan rusak akibat terendam banjir, longsor dan pergerakan tanah.

"Totalnya sekolah yang rusak 50 sekolah dengan rincian 48 sekolah SD dan dua sekolah SMP, sebagian besar rusak ringan, sedang dan hanya dua yang berat, ada juga yang sarana prasarananya rusak karena terendam banjir," kata Ruhli kepada ANTARA.

Tim SAR gabungan mengevakuasi puluhan warga yang terjebak banjir di dalam Puskemas Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Rabu (4/12/2024). ANTARA/Aditya A Rohman
Tim SAR gabungan mengevakuasi puluhan warga yang terjebak banjir di dalam Puskemas Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Rabu (4/12/2024). ANTARA/Aditya A Rohman

Pihaknya mencatat dari puluhan sekolah yang terdampak tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa yang sedang mengikuti penilaian akhir semester tetap berjalan karena pihak sekolah dibantu warga dan relawan sudah melakukan penanganan cepat.

Baca Juga:4 Anak Tertimbun Longsor di Simpenan Sukabumi, 2 Meninggal Dunia, 2 Belum Ditemukan

Sedangkan untuk sekolah yang direlokasi di Kecamatan Agrabinta karena masuk dalam zona merah pergerakan tanah, sehingga sekolah dipindahkan bersamaan dengan perkampungan warga yang dinilai sudah tidak laik ditempati.

"Bupati Cianjur sudah meminta pihak desa dan kecamatan untuk menginventarisasi daerah yang dapat dijadikan tempat relokasi perkampungan dan sekolah," katanya.

Seiring status darurat bencana yang diterapkan Pemkab Cianjur, membuat pihaknya membuat tim dari lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menyikapi hal yang dibutuhkan dalam penanganan bencana termasuk dalam penanganan cepat.

Pihaknya juga sudah meminta satuan pendidikan berbagai jenjang di seluruh wilayah Cianjur, dapat melakukan pengawasan dan monitoring kejadian setiap harinya dan melapor ke Disdikpora Cianjur guna dilakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan cepat.

"Semua satuan pendidikan yang ada di Cianjur mulai dari Paud, SD, dan SMP dari utara hingga selatan agar tetap memonitor kejadian-kejadian setiap harinya dan dilaporkan untuk ditindaklanjuti bersama," katanya.

Baca Juga:Sahroni Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Cimandiri Usai Antar Anak Sekolah

Sedangkan terkait dua sekolah SMP yang rusak akibat bencana alam SMP Kadupandak 2 dan SMP PGRI Agrabinta, pihaknya sudah membuat laporan dan segera mendapat bantuan dari Pemkab Cianjur, terlebih SMP PGRI yang rusak berat karena dimakan usia ditambah terendam banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini