Pergerakan Tanah Masih Terjadi, Ratusan Warga di Kecamatan Takokak Kembali Tempati Tenda Darurat

Pergerakan tanah susulan yang kembali terjadi seiring curah hujan tinggi setiap hari menyebabkan ratusan rumah tambah rusak.

Syaiful Rachman
Selasa, 17 Desember 2024 | 06:10 WIB
Pergerakan Tanah Masih Terjadi, Ratusan Warga di Kecamatan Takokak Kembali Tempati Tenda Darurat
Warga Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Cianjur, Jawa Barat, kembali mengisi tenda darurat karena kerusakan rumah mereka akibat pergerakan tanah terus bertambah parah.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)

SuaraJabar.id - Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendata sekitar 162 jiwa di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, kembali mengisi tenda yang dibangun petugas tidak jauh dari perkampungan karena pergerakan tanah meluas.

Kepala Desa Waringisari Nadir Muharam Abdurahman saat dihubungi Senin (17/12/2024), mengatakan akibat pergerakan tanah yang terus meluas membuat kerusakan rumah bertambah parah, sehingga warga yang sempat kembali ke rumah memilih tenda darurat untuk mengungsi.

"Sebelumnya mereka sempat pulang ke rumah karena hujan sering turun kerusakan rumah terus bertambah sehingga tidak laik dihuni, mereka memilih didirikan tenda di lokasi yang tidak jauh dari perkampungan," katanya dimuat ANTARA.

Puluhan Kepala Keluarga Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Cianjur, Jawa Barat, mengungsi di dalam tenda darurat karena perkampungan mereka dilanda pergerakan tanah yang terus meluas.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)
Puluhan Kepala Keluarga Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Cianjur, Jawa Barat, mengungsi di dalam tenda darurat karena perkampungan mereka dilanda pergerakan tanah yang terus meluas.(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)

Pergerakan tanah susulan yang kembali terjadi seiring curah hujan yang tinggi setiap hari menyebabkan ratusan rumah yang sudah rusak di sejumlah kampung di Desa Waringinsari, bertambah rusak semula rusak sedang menjadi berat dan ringan menjadi rusak berat.

Baca Juga:Pemkot Cirebon Distribusikan Bantuan Logistik Tahap Awal untuk Korban Bencana Alam di Sukabumi

Warga yang sebelumnya meninggalkan tenda pengungsian di beberapa titik di Kampung Cibuluh dan Kampung Bojong, kembali mengisi tenda guna menghindari hal yang tidak diinginkan termasuk rumah tiba-tiba ambruk ketika pergerakan tanah semakin dalam dan meluas.

"Tercatat pada Senin (16/12) sebanyak 204 rumah rusak, dengan rincian sebanyak 17 rumah rusak berat, 17 rumah rusak sedang, dan 52 rumah rusak ringan dan sisanya terdampak," katanya.

Sedangkan akibat pergerakan tanah yang terjadi juga menyebabkan sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum terdampak di antaranya 3 mesjid rusak parah, 1 mushola, 1 madrasah diniyah, 1 titik jalan protokol, 8 titik jalan lingkungan, 3 titik saluran air, dan 1 unit jembatan.

"Pergeseran tanah susulan kembali terjadi sejak beberapa hari terakhir akibat intensitas hujan yang terus menerus setiap hari, banyak yang rumah rusak ringan menjadi rusak berat

Saat ini, ungkap dia, pihaknya membutuhkan banyak terpal untuk membangun tenda darurat di sejumlah titik karena bantuan tidak dapat masuk akibat akses jalan utama penghubung antar desa di Desa Sukagalih terputus dan masih dalam penanganan.

Baca Juga:Tinjau Lokasi Pengungsian, Bupati Sukabumi Pastikan Kebutuhan Pengungsi Sudah Terkondisikan

"Paling dibutuhkan warga saat ini selain logistik kebutuhan pokok termasuk terpal untuk membangun tenda dan hunian darurat di lokasi yang dinilai aman terletak tidak jauh dari rumah mereka," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini