Farhan Temui Pj Gubernur Jabar di Gedung Sate, Bahas Bandara Hingga Sampah Kota Bandung

Farhan merupakan Wali Kota Bandung terpilih di Pilkada 2024.

Syaiful Rachman
Kamis, 16 Januari 2025 | 16:07 WIB
Farhan Temui Pj Gubernur Jabar di Gedung Sate, Bahas Bandara Hingga Sampah Kota Bandung
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin dan Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan bertemu di Gedung Sate Bandung, Kamis (16/1/2025). (ANTARA/HO Pemprov Jabar)

SuaraJabar.id - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin dan Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan bertemu di Gedung Sate Bandung, Kamis (16/1/2025), membahas masalah sampah hingga isu reaktivasi Bandara Husein Sastranegara.

"Ada beberapa yang dibahas, termasuk sampah Kota Bandung dan juga Bandara Husein Sastranegara dan Kertajati," kata Bey di Gedung Sate Bandung, Kamis.

Khusus soal Bandara Husein Sastranegara, menurut Bey, harus ada yang terbaik bagi masyarakat mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya.

"Jadi, mungkin kami akan laporkan ke Kementerian Perhubungan bagaimana mengenai ini. Kan Kertajati harus ada peningkatan trafik, kalau memang diizinkan, bagaimana selanjutnya," ujar Bey dikutip ANTARA.

Baca Juga:Antisipasi PMK, Pemprov Jabar Mulai Distribusikan 52 Ribu Vaksin Ternak

Jika Bandara Kertajati dan Husein Sastranegara, keduanya menjadi bandara aktif, Bey mengatakan hal itu memungkinkan, semisal Bandara Kertajati untuk penerbangan haji dan umrah, karena mulai tahun 2025 sudah ditetapkan untuk berangkat dari Kertajati.

Bahkan dalam pertemuan itu juga turut diundang Komisaris Utama BIJB Kertajati untuk mematangkan hal tersebut.

Kemudian, kata Bey, untuk penerbangan luar negeri dan kargo juga bisa dari Bandara Kertajati. Bahkan dari Australia juga sudah datang untuk pengiriman kargo.

"Kalau untuk penerbangan domestik kan keinginan Bapak Farhan di Husein Sastranegara. Kalau saya tetap Kertajati, kan tidak mungkin kita berdebat terus di koran," ujar Bey.

Pada kesempatan sama, Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan mengungkapkan bahwa reaktivasi Bandara Husein Sastranegara karena ada keinginan dari warga Kota Bandung.

Baca Juga:Sosok Terduga Pembunuh Sandy Permana Diungkap Warga dan Istri Korban

Karena selama ini ketika Bandara Husein Sastranegara ditutup, pilihannya dialihkan ke Bandara Kertajati. Namun, ternyata pilihan lebih banyak ke Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta.

"Kita juga enggak mau. Artinya kita ingin saling memberikan pekerjaan rumah kepada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar menentukan Bandara Kertajati, bagaimana caranya biar bisa ramai. Sementara sambil menunggu buka saja dulu Bandara Husein," kata Farhan.

Jika keduanya berjalan, ujar Farhan, hal itu baik karena saat ini, baik Bandara Kertajati maupun Husein Sastranegara adalah aset yang belum digunakan secara optimal.

Saat ini di Bandara Husein Sastranegara hanya ada satu penerbangan, yakni rute Halim-Bandung-Pangandaran.

"Sayang. Jadi, alangkah baiknya kalau dimanfaatkan dengan benar. Tapi, memang saya sadar, itu melibatkan pembicaraan sudah level presiden karena ada aset TNI AU, PTDI, Angkasa Pura," ujarnya.

Mengenai kemungkinan pembagian penerbangan, Farhan mengatakan pihak yang bisa melakukan penataan dan pengelolaan adalah PT Angkasa Pura karena BUMN tersebut bisa menghitung bisnisnya.

"Silakan bagaimana cara membaginya karena permintaannya juga bukan sedikit," kata Farhan.

Farhan mengungkapkan bahwa ada data menarik dari data jalinan transportasi udara Bandara Husein Sastranegara yang didapatkannya, yakni pertama, relasi Denpasar-Bandung urutan pertama dan kedua, relasi Medan-Bandung.

"Denpasar-Bandung itu wajar tempat wisata, tetapi Bandung-Medan urutan kedua. Sekitar 20 persen penumpang Husein terakhir datang dari Medan, kita selidiki, ternyata pebisnis dan mahasiswa. Bahkan dilihat urutannya, nomor satu Denpasar, dua Medan, Balikpapan, Padang, Batam, Yogya terendah, Surabaya itu nol," ucap Farhan tanpa menerangkan data kapan yang digunakan itu.

Perihal kelanjutan Bandara Kertajati yang digunakan sebagai infrastruktur untuk berbagai proyek strategis nasional di kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) jika Bandara Husein Sastranegara diaktifkan, Farhan mengatakan bahwa ada pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah.

"Artinya bahwa tugas dari pemerintah pusat melakukan integrasi. Kalau kami ya mengoptimalkan daerah Bandung. Kan kalau enggak mungkin ya sudah kita bikin sepi aja (di sini), mudah-mudahan di sana ramai. Tapi, harus sampai kapan kami menunggu," tutur Farhan menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini