Jangan Sampai Ada Korban Lagi, Dedi Mulyadi Wanti-wanti Katering Program Makan Bergizi Gratis

Namun demikian, Dedi menekankan bahwa evaluasi terkait dengan program MBG termasuk soal katering penyedia makanannya, bukanlah wewenang provinsi

Andi Ahmad S
Jum'at, 25 April 2025 | 22:39 WIB
Jangan Sampai Ada Korban Lagi, Dedi Mulyadi Wanti-wanti Katering Program Makan Bergizi Gratis
Ilustrasi program MBG di Cianjur. [Ist]

SuaraJabar.id - Kasus keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjadi sorotan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.

Mantan Bupati Purwakarta itu mewanti-wanti pada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau katering soal keamanan makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) sehubungan kejadian keracunan makanan di Cianjur belum lama ini.

"Ke depan para penyelenggara harus lebih berhati-hati. Katering yang membuat masakannya harus senantiasa mempertimbangkan aspek-aspek higienitas, keamanan siswa yang akan mengkonsumsi itu. Sebelum dimakan siswa diperiksa dulu," katanya.

Namun demikian, Dedi menekankan bahwa evaluasi terkait dengan program MBG termasuk soal katering penyedia makanannya, bukanlah wewenang provinsi, tapi merupakan kewenangan Badan Gizi Nasional (BGN).

Baca Juga:Miris! Puluhan Ribu Warga Bogor Menganggur, Pusat Pemerintahan Jadi Sorotan

"MBG kan program dari pemerintah pusat jadi yang mengevaluasinya adalah dari lembaganya itu yakni Badan Gigi Nasional," tuturnya.

Sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan yang menimpa puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur usai menyantap MBG, yang sebagian besar mendapat perawatan di rumah sakit.

Kepala Dinkes Cianjur Yusman Faisal di Cianjur, mengatakan total 79 siswa terdiri dari siswa MAN I sebanyak 60 orang dan SMP PGRI I sebanyak 19 orang yang keracunan akibat menyantap hidangan MBG.

Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang terkait keracunan yang menimpa puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Diketahui sebelumnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menurunkan tim untuk melakukan evaluasi dan mengobati trauma puluhan siswa keracunan menu makanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar program pemulihan gizi tetap berjalan.

Baca Juga:Kabar Baik Warga Batutulis! Pemkot Bogor Siapkan Jurus Jitu Atasi Jalan Ambles

Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur, Kamis, mengatakan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait guna menjamin kualitas makanan yang diberikan kepada siswa sesuai standar.

"Kami mengupayakan pemulihan trauma agar program pemulihan gizi ini tetap berjalan dengan baik dengan menurunkan tim, sehingga siswa yang sempat menjadi korban keracunan tidak larut dan takut," katanya.

Di daerah setempat, pelaksanaan program MBG masih percobaan dan baru beberapa sekolah menerima program tersebut, sehingga perlu dilakukan evaluasi agar saat resmi dilaksanakan tidak ada kejadian serupa menimpa siswa sebagai penerima manfaat.

"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam melakukan pemulihan mental siswa korban keracunan, termasuk dalam evaluasi yang akan digelar bersama agar tidak ada kejadian serupa saat program MBG resmi berjalan," katanya.

Puluhan siswa MAN I Cianjur mengaku trauma menyantap menu MBG yang dibagikan ke depan karena sebagian besar mengaku masih mencium bau tidak sedap dari lauk ayam suwir dan tempe yang diduga menjadi penyebab mereka keracunan.

Sejumlah siswa yang kondisi kesehatan terus berangsur membaik setelah pulang dari rumah sakit, menolak tempe dan ayam yang dibuat orang tuanya karena teringat setelah menyantap dua lauk tersebut mereka mengalami pusing, mual, dan muntah.

"Anaknya menolak saat saya hidangkan tempe mendoan dan daging ayam, sambil meminta kedua lauk tersebut dijauhkan, mungkin masih trauma. Saya berharap tidak sampai berlarut karena program MBG kan untuk meningkatkan gizi anak," kata orang tua siswa korban keracunan, Iis.

Kepala MAN 1 Cianjur Erma Sopiah mengatakan keracunan massal yang terjadi beberapa hari lalu menimpa puluhan anak didiknya, membuat sebagian besar siswa trauma, termasuk yang tidak bergejala, karena sempat mencium bau tidak sedap dari lauk dalam paket MBG.

Untuk menghilangkan trauma, pihaknya melakukan berbagai cara, termasuk memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan program peningkatan gizi serta berkomunikasi dengan orang tua agar penyedia program MBG diganti atau tetap yang sama.

"Kami akan melakukan musyawarah dengan orang tua, kalau diganti tentunya harus menjamin hidangan yang diberikan, kalau tidak penyedia yang lama harus memastikan kelaikan makanan sebelum didistribusikan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini