Lulusan SMKN 1 Bandung Unik! Tanpa Kebaya, Jas dan Dekorasi Mewah

Yang paling menyentuh, para orang tua yang sudah menunggu di pinggir lapangan kemudian menghampiri anak-anak mereka.

Andi Ahmad S
Kamis, 26 Juni 2025 | 18:39 WIB
Lulusan SMKN 1 Bandung Unik! Tanpa Kebaya, Jas dan Dekorasi Mewah
Tangkapan Layar Prosesi Kelulusan siswa-siswi SMKN 1 Bandung Viral [Instagram]

SuaraJabar.id - Sebuah video yang memperlihatkan prosesi kelulusan siswa-siswi SMKN 1 Bandung menjadi viral di media sosial.

Bukan karena kemewahan acara, melainkan kesederhanaan dan makna mendalam yang ditampilkan dalam perayaan tersebut.

Acara kelulusan itu digelar sederhana di tengah lapangan sekolah.

Dalam video yang beredar, terlihat para siswa dan siswi berkumpul dalam formasi upacara, diawali dengan sambutan dari kepala sekolah. Prosesi dilanjutkan dengan pasukan pengibar bendera (paskibra) yang membawa bendera ke tengah lapangan.

Baca Juga:Rocky Gerung Sebut Barak Militer Seharusnya Untuk Ormas, Dedi Mulyadi Seolah Amini

Yang paling menyentuh, para orang tua yang sudah menunggu di pinggir lapangan kemudian menghampiri anak-anak mereka.

Dengan penuh haru, mereka mengganti seragam putih abu-abu yang dikenakan anaknya dengan baju batik—seolah menjadi simbol bahwa mereka telah lulus dan siap melangkah ke fase kehidupan berikutnya.

Tangis haru pun tak terbendung. Banyak siswa-siswi terlihat memeluk orang tuanya sambil menangis. Tidak ada panggung megah, tak ada jas atau kebaya mahal, apalagi dekorasi mewah.

Hanya kebersamaan, kesederhanaan, dan kenangan yang membuat momen itu terasa sangat berarti.

Momen ini menuai banyak pujian dari warganet. Mereka menilai konsep wisuda seperti ini jauh lebih bermakna dan membumi, serta tidak membebani orang tua siswa secara finansial.

Baca Juga:Berbekal Rp 25 Ribu Panggil Damkar, Siswa SMK Al Amin Diundang Dedi Mulyadi

"Terima kasih sudah repost video saya, Min. Terima kasih atas apresiasinya. Kegiatan pelepasan siswa/siswi SMKN 1 Bandung ini dipimpin langsung oleh Bapak Kepala Sekolah. Semoga bisa menginspirasi sekolah lain," tulis akun @es***ia.

"Sudah nggak perlu panik nyiapin kebaya mewah, make-up, buket, dll. Lebih murah dan lebih berkesan," komentar akun @ci***r4.

"Yang kayak gini juga nggak kalah mengesankan. Setelah ini pasti lebih semangat kuliah!" tulis @fe***nd.

Ada pula netizen yang membandingkan dengan tren wisuda sekolah yang kini dinilai terlalu berlebihan:

"Dulu begini dan memang paling benar begini. Sekarang tuh perpisahan sekolah sampai harus booking gedung, pakai gaun, jas, make-up tebal, dan yang paling menyebalkan, semua wajib bayar iuran—ikut atau nggak ikut, tetap bayar. Bahkan adik kelas juga ikut iuran dan wajib hadir. Buat apaaa? Semoga pola pikir bisa kembali normal. Aamiin! Wisuda tidak perlu mahal untuk jadi berkesan," tulis @de***wi dengan penuh semangat.

Salah satu komentar yang paling menyentuh datang dari @mu***01:

"Orang tua yang memakaikan seragam saat anak masuk SD (penuh harapan), dan melepas seragam saat anak lulus SMA (penuh haru)."

Momen kelulusan SMKN 1 Bandung ini membuktikan bahwa perpisahan tidak harus megah dan mahal untuk menjadi momen yang tak terlupakan.

Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi lahir 11 April 1971 adalah seorang aktivis dan politikus berkebangsaan Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode 2025-2030.

Ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Jawa Barat VII dan duduk di Komisi VI dari 2019 hingga 2023.
Sebelumnya, Dedi menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018.

Kiprahnya menjadi bupati bermula setelah dirinya terpilih pada Pilkada 2008 dengan menjadikan Dudung Bachtiar Supardi sebagai wakilnya di pemerintahan.

Pada pemilu selanjutnya, ia kembali terpilih untuk masa jabatan kedua periode 2013–2018.

Sebelum diangkat menjadi bupati, Dedi terlebih dahulu berkarier sebagai wakil bupati dan legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purwakarta pada 1999 hingga pengunduran dirinya seusai terpilih menjadi Wakil Bupati Purwakarta.

Secara demokratis, Dedi diaklamasikan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat untuk masa bakti 2016–2020 menggantikan posisi Irianto Syafiuddin.

Pada saat Pilgub Jabar 2018, ia diusung oleh partainya, Golkar, untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi wakil gubernur petahana yang juga kader Partai Demokrat, Deddy Mizwar.

Pada saat Pilgub Jabar 2024 Dedi yang sudah pindah partai ke Gerindra kembali dicalonkan menjadi calon gubernur yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dimana dalam koalisi tersebut terdapat Partai Golkar, partainya terdahulu.

Dedi berpasangan dengan Erwan Setiawan. Di tahun 2025 pada tanggal 20 Februari, Dedi-Erwan resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

Dedi Mulyadi lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Dia merupakan putra bungsu dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana merupakan pensiunan Tentara Prajurit Kader sejak usia 28 tahun akibat sakit yang diderita sebagai dampak racun mata-mata kolonial.

Ibunya, Karsiti yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah adalah aktivis Palang Merah Indonesia. Dia sering membantu ibunya mengembala domba dan berladang.

Dedi Mulyadi menempuh masa SD hingga SMA di kota kelahirannya, Subang. Mulai dari SD Subakti (1984), SMP Kalijati (1987), dan SMA Negeri 1 Purwadadi (1990).

Selanjutnya pendidikan tingginya diselesaikan di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta dengan meraih gelar Sarjana Hukum (1999).

Selama berkuliah Dedi Mulyadi juga pernah menjadi aktivis dan menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta.

Kontributor : Mira puspito

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak