Dedi Mulyadi Stop Penerimaan CPNS di Jabar, Ini Alasannya!

Dedi Mulyadi menyatakan pihaknya tetap memprioritaskan pelayanan publik

Muhammad Yunus
Kamis, 25 September 2025 | 12:16 WIB
Dedi Mulyadi Stop Penerimaan CPNS di Jabar, Ini Alasannya!
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Bandung [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Dedi Mulyadi memangkas sejumlah pos belanja termasuk pengangkatan CPNS
  • Dana transfer pusat ke Jabar pada 2026 penurunannya mencapai Rp2,458 triliun
  • APBD Jabar 2026 yang semula diproyeksikan sebesar Rp31,1 triliun direvisi menjadi Rp28,6 triliun

SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan pihaknya tetap memprioritaskan pelayanan publik.

Namun memangkas sejumlah pos belanja termasuk pengangkatan CPNS imbas penurunan dana transfer ke Jabar sekitar Rp2,4 triliun.

Dedi mengatakan penurunan dana transfer tersebut akan berlangsung pada tahun anggaran 2026.

Sehingga efisiensi besar-besaran akan dilakukan guna menjaga keberlangsungan pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan.

Baca Juga:Bukan Lagi Coblos Kertas, Pilkades Serentak di Jabar Pakai E-Voting

"Dana transfer pusat ke Jabar pada 2026 penurunannya mencapai Rp2,458 triliun. Namun pembangunan layanan dasar masyarakat tetap jalan, tidak boleh dikurangi," kata Dedi di Bandung, Kamis 25 September 2025.

Penurunan tersebut berasal dari sejumlah pos, antara lain Dana Bagi Hasil (DBH) yang turun dari Rp2,2 triliun menjadi Rp843 miliar.

Dana Alokasi Umum (DAU) dari Rp4 triliun menjadi Rp3,3 triliun, serta penghapusan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik senilai Rp276 miliar.

Selain itu, DAK nonfisik untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga mengalami koreksi dari Rp4,8 triliun menjadi Rp4,7 triliun.

Dengan penurunan tersebut, total APBD Jabar 2026 yang semula diproyeksikan sebesar Rp31,1 triliun direvisi menjadi Rp28,6 triliun.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Gagas Revolusi Perumahan: Rumah Subsidi Bukan untuk Elite, Keadilan Sosial Harga Mati

Pemangkasan yang dimaksudkan untuk menutup selisih anggaran, akan diarahkan pada sejumlah pos belanja nonprioritas, salah satunya belanja pegawai yang akan dikurangi sebesar Rp768 miliar.

Dampaknya, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2026 mendatang akan ditunda.

"Kalau tidak ada kegiatan pembangunan, ASN-nya juga akan menganggur. Jadi percuma kita angkat CPNS baru," ujarnya.

Langkah efisiensi lainnya mencakup pengurangan belanja hibah dari Rp3,03 triliun menjadi Rp2,3 triliun.

Termasuk hibah pendidikan yang akan dialihkan menjadi beasiswa langsung kepada siswa kurang mampu.

Bantuan keuangan ke kabupaten/kota juga dikurangi dari Rp2 triliun menjadi Rp1,2 triliun, serta belanja barang dan jasa akan ditekan dari Rp7,6 triliun menjadi Rp5 triliun.

Selain itu, Dedi juga menginstruksikan penghematan listrik, air, dan fasilitas kantor lainnya di seluruh dinas Pemprov Jabar.

"Listrik hanya boleh dinyalakan saat jam kerja dan saat ruangan dipakai. Kalau tidak dipakai, dimatikan, termasuk AC, air, dan internet," katanya.

Biaya jamuan makan yang selama ini dianggarkan mencapai Rp5 miliar juga akan dipangkas.

"Kita cukup sediakan minuman saja. Kalau perlu makanan, masak sendiri pakai jasa tukang masak. Tidak perlu katering," ucapnya.

Meski harus memangkas banyak pos anggaran, Gubernur memastikan anggaran untuk pembangunan jalan, jembatan, sekolah, fasilitas kesehatan, dan penerangan jalan umum tetap menjadi prioritas utama.

Pasalnya, kata Dedi Mulyadi efisiensi ini adalah strategi agar masyarakat tetap merasakan kehadiran pemerintah meski fiskal daerah sedang mengalami tekanan.

"Jalan harus halus, jembatan harus bagus, sekolah tidak boleh rusak, PJU harus menyala. Kita tetap harus prima melayani rakyat, walau anggaran menurun," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini