Siap Jadi Pusat Rujukan, Bagaimana RSUD Kota Bogor Layani Pasien dari Depok hingga Cianjur?

Inisiatif strategis ini muncul sebagai respons terhadap tantangan akut yang selama ini dihadapi RSUD Kota Bogor, termasuk beban operasional yang tinggi dan lonjakan pasien.

Andi Ahmad S
Kamis, 25 September 2025 | 14:33 WIB
Siap Jadi Pusat Rujukan, Bagaimana RSUD Kota Bogor Layani Pasien dari Depok hingga Cianjur?
Ilustrasi rumah sakit Kota Bogor. [Shutterstock]
Baca 10 detik
  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bogor menghadapi dugaan keracunan.

  • Investigasi awal belum pastikan keracunan, perlu tunggu hasil lab makanan dan riwayat kesehatan.

  • Tiga siswa telah pulang, satu siswa lain masih dirawat. Program MBG diperketat pengawasannya.

SuaraJabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengukuhkan komitmennya dalam pemerataan dan peningkatan layanan kesehatan melalui langkah ambisius alih kepemilikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor dari Pemerintah Kota Bogor ke Pemprov Jabar.

Proses ini, yang kini dalam tahap verifikasi lapangan oleh Dinas Kesehatan Pemprov Jabar, bukan sekadar transfer aset, melainkan sebuah strategi besar untuk menempatkan RSUD Kota Bogor sebagai pusat rujukan regional utama.

Yang nantinya akan melayani masyarakat dari Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan Depok, mengurangi ketergantungan pada fasilitas kesehatan di ibu kota.

Inisiatif strategis ini muncul sebagai respons terhadap tantangan akut yang selama ini dihadapi RSUD Kota Bogor, termasuk beban operasional yang tinggi dan lonjakan jumlah pasien yang kerap melampaui kapasitas.

Baca Juga:Jawa Barat Ambil Alih RSUD Kota Bogor, Siap Jadi Pusat Rujukan Regional

Pemprov Jabar melihat bahwa dengan intervensi dan pengelolaan di tingkat provinsi, standar layanan rumah sakit ini dapat diangkat secara signifikan, tidak hanya untuk warga Kota Bogor, tetapi juga untuk jutaan penduduk di wilayah-wilayah penyangga Jakarta yang selama ini kesulitan mengakses layanan medis berkualitas.

Kebijakan ini merupakan manifestasi nyata dari visi kepemimpinan yang progresif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan rakyat Jawa Barat.

Direktur RSUD Kota Bogor, dr. Ilham Chaidir, menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap upaya Pemprov Jabar ini.

Ia memandang alih kepemilikan ini sebagai momentum emas untuk melakukan transformasi fundamental, menjadikan RSUD Kota Bogor sebagai salah satu garda terdepan pelayanan kesehatan regional.

Optimisme ini menjadi sinyal positif akan kolaborasi yang kuat antara pemerintah kota dan provinsi dalam merealisasikan visi kesehatan yang lebih baik.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Stop Penerimaan CPNS di Jabar, Ini Alasannya!

“Saya berharap hasil verifikasi positif sehingga peralihan ini bisa segera terealisasi. Ini adalah kesempatan emas bagi masyarakat Bogor untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” ujar dr. Ilham, dilansir dari Antara, Kamis 25 September 2025.

Pernyataan ini menegaskan keyakinan bahwa dengan dukungan sumber daya yang lebih besar dari provinsi, RSUD Kota Bogor akan mampu mengembangkan kapasitasnya, menyediakan layanan yang lebih luas, dan kualitas perawatan yang lebih tinggi bagi pasien yang datang dari berbagai daerah.

Target utama Pemprov Jabar adalah meningkatkan status RSUD Kota Bogor menjadi rumah sakit tipe A.

Peningkatan status ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan sebuah jaminan akan standar layanan nasional yang lebih tinggi, kelengkapan fasilitas, peralatan medis mutakhir, serta ketersediaan tenaga ahli yang lebih mumpuni.

Ini adalah investasi jangka panjang dalam infrastruktur kesehatan yang akan membawa manfaat signifikan bagi masyarakat regional.

Visi utama di balik alih kepemilikan ini adalah untuk mendistribusikan layanan kesehatan berkualitas secara lebih merata di seluruh Jawa Barat, dengan fokus kuat pada pembentukan pusat-pusat rujukan regional. dr. Ilham Chaidir secara eksplisit menjelaskan bagaimana RSUD Kota Bogor akan memainkan peran sentral dalam visi ini.

“Pak Gubernur berkeinginan mendekatkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat. Ke depan masyarakat Bogor, Cianjur, Sukabumi, Depok, tidak perlu ke Jakarta, cukup di RSUD Kota Bogor,” katanya.

Kutipan langsung dari Gubernur Dedi Mulyadi ini menjadi inti dari strategi regionalisasi layanan kesehatan. Ini berarti bahwa warga dari empat wilayah padat penduduk tersebut—Bogor (Kota dan Kabupaten), Cianjur, Sukabumi (Kota dan Kabupaten), dan Depok tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke Jakarta untuk mendapatkan penanganan medis spesialis atau rujukan lanjutan.

RSUD Kota Bogor akan menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut, mengurangi waktu, biaya, dan beban logistik bagi pasien dan keluarga.

Untuk memastikan transisi yang mulus dan optimal, tim verifikator dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan pemeriksaan yang sangat detail. Aspek yang diverifikasi mencakup seluruh spektrum operasional rumah sakit:

RSUD Kota Bogor menyediakan pelayanan rapid test antigen bagi warga yang ingin bepergian ke luar kota. [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]
RSUD Kota Bogor. [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]
  • Data aset tetap: Memastikan akurasi inventarisasi dan kepemilikan fasilitas.
  • Sumber daya manusia dan kepegawaian: Evaluasi struktur organisasi, kualifikasi tenaga medis, dan status kepegawaian untuk menjamin staf yang kompeten.
  • Kelengkapan self-assessment layanan: Mengukur tingkat kepatuhan dan kualitas layanan yang telah ada.
  • Laporan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD): Memahami kinerja finansial dan operasional.
  • Dokumen pengawasan internal: Menilai sistem kontrol dan mitigasi risiko rumah sakit.
  • Penunjukan penanggung jawab pemenuhan data: Menjamin transparansi dan akuntabilitas data selama masa transisi.

Verifikasi komprehensif ini adalah fondasi untuk membangun sebuah pusat rujukan regional yang kuat dan terpercaya.

Tanpa data yang akurat dan pengelolaan yang transparan, visi untuk menjadi rumah sakit tipe A dan melayani wilayah yang lebih luas akan sulit tercapai.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sendiri telah menunjukkan komitmen kuat terhadap pengambilalihan RSUD Kota Bogor.

Pernyataan tegasnya disampaikannya saat menjenguk pasien korban ambruknya Majelis Taklim Asohibiya pada 8 September lalu.
Insiden darurat tersebut menjadi cerminan langsung akan tantangan yang dihadapi RSUD dengan kapasitas saat ini, memperkuat urgensi intervensi provinsi.

Pemprov Jabar memandang langkah strategis ini sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya menyeluruh untuk menyediakan layanan kesehatan optimal.

Ini adalah respons konkret terhadap tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan berkualitas, tidak hanya di dalam Kota Bogor, tetapi juga untuk seluruh kabupaten dan kota di sekitarnya yang akan menjadi cakupan layanan regional.

Dengan alih kepemilikan ini, diharapkan akan terjadi suntikan dana segar, peningkatan standar layanan, efisiensi manajemen yang lebih baik, dan akselerasi pengembangan fasilitas.

RSUD Kota Bogor, di bawah manajemen Pemprov Jabar, siap bertransformasi menjadi pilar utama layanan kesehatan modern dan responsif bagi jutaan warga Jawa Barat di wilayah Bogor Raya, Cianjur, dan Depok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini