Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Pasca Banjir Bandang: Belanda Tinggalkan Gedung Kokoh, Kita Apa?

Dalam pidatonya Dedi mengatakan bahwa pada saat itu gunung masih utuh, sungai masih jernih serta banyak gedung hingga jembatan yang kokoh-kokoh dibangun.

Andi Ahmad S
Kamis, 11 Desember 2025 | 23:00 WIB
Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Pasca Banjir Bandang: Belanda Tinggalkan Gedung Kokoh, Kita Apa?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (tengah) berjalan menuju ruangan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (11/12/2025). [ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym]
Baca 10 detik
  • Banjir bandang di Sumatera disebabkan kondisi cuaca ekstrem dan diperparah oleh perubahan fungsi hutan, pembukaan lahan, serta pemukiman di dataran tinggi, yang meningkatkan limpasan permukaan.

  • Kang Dedi Mulyadi menyoroti kondisi lingkungan Indonesia pasca-kemerdekaan yang memburuk (gunung gundul, sungai keruh), membandingkannya dengan keadaan yang dinilai lebih terawat selama masa penjajahan Belanda.

  • Pernyataan Dedi Mulyadi yang mempertanyakan "siapa penjajah itu" dan membandingkan pembangunan era Belanda dengan kualitas bangunan saat ini memicu berbagai tanggapan warganet, termasuk dukungan untuknya.

Kontributor : Mira puspito

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak