SuaraJabar.id - Tunangan salah satu tersangka perempuan yang terkait kasus praktik aborsi di Klinik Aditama Medika II di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta kepada Polsek Tambun mencabut status tersebut.
Permintaan itu disampaikan AG (25) yang merupakan tunangan MPG. AG mengatakan, tunangannya tidak terlibat lebih dalam praktik aborsi yang dilakukan sang atasannya. Menurutnya, tunangan AG hanya menjadi pendamping.
Berdasarkan cerita dari MPN kepada AG, mulanya pasien bernama Helmi Merisah yang ingin melakukan aborsi datang diantar salah satu bidan di Bekasi.
"Jadi pasien itu diantar sama Bidan namanya Yuli. Sebelum datang ke klinik, Bidan Yuli sudah konfirmasi lebih dulu ke Pak Alfian selaku pemilik klinik," kata dia.
Saat datangnya Bidan Yuli, lanjut AG, tunanganya melayani proses administrasi. Kepada MPN, Yuli mengatakan, pasien yang telah dibawanya itu telah mengalami flek dan pendarahan selama tiga hari.
"Nah setelah itu dibawa oleh Pak Alfian dan dilakukan penanganan. Saat itu tunangan saya hanya menjadi pendamping, siapin alat dan pembersih alat. enggak tahu kalau Pak Alfian lakukan aborsi, yang diketahui hanya kuret. Tunangan saya bekerja sesuai dengan arahan pemilik klinik, enggak tahu menahu soal aborsi," jelas AG kepada Suara.com Selasa (13/8/2019).
AG juga menyatakan, jika selama bekerja kurang lebih setahun, sang tunangan baru menyaksikan pratik aborsi yang dilakukan oleh pimpinannya itu. Biasanya, pasien yang datang mengamali gangguan kesehatan pada umunya.
"Soal aborsi ini tidak tahu, jadi saya memohon kepada pihak kepolisian untuk mencabut status tersangka tunangan saya, dia (tunangannya) tidak tahu apa-apa. Hanya menjalankan tugas sebagai pendamping," tuturnya.
Ia menjelaskan, penangkapan yang dilakukan oleh Polsek Tambun terjadi pada hari Rabu, (7/8/2019) lalu. Mulanya, tunangan AG diperiksa hanya sebgai seorang saksi.
Baca Juga: Penampakan Klinik Aborsi di Bekasi
"Hari Jumat tunangan saya itu sudah pulang kemrumah, tapi tiba-tiba pada hari Sabtu ditetapkan sebagai tersangka," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, penggerebekan klinik aborsi ada empat orang yang ditetapkan tersangka yaitu, Alfian sebagai pemilik klinik, Wawan Setiawan dan MPN sebagai petugas medis serta Helmi Merisah pelaku aborsi.
Para tersangka disangkakan Pasal 83 Junto 64 Pasal UU RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dan atau Pasal 194 Jo pasal 75 ayat (2) UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan atau pasal 348 KUHP dan atau Pasal 354 KUHP.
Masing-masing tersangka dijerat dengan pasal yang berbeda, untuk pelaku aborsi diancam hukuman penjara 10 tahun, pemilik klinik dan tenaga medis diancam lima tahun penjara.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Kembali Disambut Rizky Ridho Hingga Yakob Sayuri
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Pilihan Alas Bedak Wardah yang Bikin Glowing dan Tahan Lama, Murah tapi Berkualitas!
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- 6 Rekomendasi Lipstik yang Tahan Lama Terbaik, Harga Terjangkau Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
Tidur Prabowo Bisa-bisa Tak Nyenyak Gara-gara Peringatan Sri Mulyani
-
Kelakar Sri Mulyani Potong Gaji Sekjen Karena Punya 3 Wamen
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah RAM 8 Memori 256 GB di Bawah Rp 4 Juta, Multitasking Anti Lemot!
-
Siapa di Balik Prime11? Agen Pemain yang 'Jerumuskan' Rafael Struick dan Jens Raven ke Super League
-
Jay Idzes Tarik Diri usai Tak Kunjung Dapat Klub Baru, Bagaimana Nasibnya di Venezia?
Terkini
-
Savana Punk Tampil Memukau dalam The Papandayan Jazz Fest 2025
-
Cak Imin Apresiasi Peresmian Rumah Pemulasaran TMC di Tasikmalaya: Wujud Toleransi
-
Usaha Maju Berkat BRI, Supplier Ikan Ini Dipercaya Program MBG
-
KPR Syariah Generasi Z: Kenapa Makin Banyak yang Pilih?
-
Baru Dipasang Sehari, Kamera ETLE Portabel di Cianjur Rekam 752 Pelanggar