Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 08 Juni 2020 | 17:57 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Dok. Humas Pemprov Jawa Barat)

SuaraJabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan berfokus melakukan tes Covid-19 secara masif di pasar-pasar tradisional. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan potensi sebaran Covid-19.

Pemprov Jabar menargetkan sekitar 700 pasar tradisional yang akan melakukan tes masif, Hal tersebut untuk mewaspadai penyebaran virus di Pasar Tradisional.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tes dilakukan dengan metode random sampling dengan mengerahkan 627 mobil tes Covid-19.

“Minggu ini kita akan melakukan pelacakan di 700 pasar, 500 di pasar tradisional yang dikelola pemerintah dan 200 pasar yang dikelola oleh swasta. Karena kami mendapati di Jabar salah satu potensi persebaran yang perlu diwaspadai adalah pasar tradisional,” kata Emil sapaan Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/6/20).

Baca Juga: Selama Pandemi, 17.300 Buruh di Jabar Alami PHK, 78.992 Pekerja Dirumahkan

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar itu juga menyatakan, pengetesan masif di pasar tradisional merupakan langkah preventif Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar dalam mewaspadai gelombang kedua penyebaran Covid-19.

“Minggu ini terjadi peningkatan, tapi sangat kecil. Bagi kami, kecil atau besar peningkatan itu harus diwaspadai, supaya tidak terjadi yang kita takutkan yang namanya second wave atau gelombang kedua,” ucapnya.

Menurut Emil, angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar adalah 0,72. Dengan demikian, Rt Jabar berada di bawah 1 selama dua pekan berturut-turut. Capaian tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan angka Rt terendah keempat se-Indonesia, setelah Aceh, Riau dan Kalimantan Utara.

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan Covid-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.

SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni University of Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark dan Oxford University.

Baca Juga: Kabar Baik! Angka Reproduksi Covid-19 di Jabar Turun Jadi 0,68

“Angka reproduksi Covid di Jawa Barat, Alhamdulillah masih dibawah satu, sekarang di angka 0,72. Jadi sudah lebih dari dua minggu kita ini sudah di bawah satu, menandakan keterkendalian dalam penanggulangan Covid-19," katanya.

Load More