Ari Syahril Ramadhan
Senin, 19 Oktober 2020 | 12:15 WIB
Ilustrasi. Dua pemandu lagu karaoke ikut berdemo di depan Gedung Balai Kota Jakarta. (Suara.com/Bagaskara).

SuaraJabar.id - Tempat karaoke menjadi salah satu sektor pariwisata yang direlaksasi oleh Pemerintah Kota Bandung. Meski sudah beroperasi dengan sejumlah pembatasan, beberapa tempat karaoke belum dapat meraup rupiah sebesar biasanya.

Indah, tentu saja bukan nama sebenarnya, merasakan dampak dari sepinya tempat karaoke. Perempuan berusia 21 tahun yang bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah karaoke di Kota Bandung ini belum bisa menjadikan pekerjaannya sebagai pemenuh kebutuhan hidup.

Indah mengaku masih mengingat karaoke tempatnya bekerja berhenti beroperasi pada 21 Maret 2020 lalu. Kabar baik didapatnya beberapa waktu lalu. Pemerintah Kota Bandung merelaksasi sejumlah sektor bisnis. Tempat karaoke menjadi salah satu usaha yang direlaksasi.

Awal Oktober ini, tempat karaokenya mulai beroperasi. Meski sudah bisa menjajakan jasa menemani tamu karaoke dengan fee Rp 150 ribu per jam, Indah mengaku jam operasional dan kapasitas pengunjung dibatasi.

Baca Juga: Masih Sepi, Pengusaha Hiburan Malam Bandung: Asal Bisa gaji Karyawan

Jam operasional dibatasi hingga pukul 24.00 WIB. Padahal sebelumnya Indah bisa menemani tamu hingga pukul 03.00 WIB dini hari. Sedangkan kapasitas room dipangkas hingga 50 persen.

Jumlah pengunjung yang datang pun belum seramai dulu. Sebelum masa pandemi, Indah mengaku selalu mendapatkan job menemani tamu minimal tiga jam per hari.

Saat ini, tiga jam merupakan rata-rata penghasilannya per pekan. Menurutnya, banyak pelanggan setianya yang belum menampakan hidung. Alasannya beragam, dari takut terkena Covid-19 sampai tak punya budget hiburan.

Para pekerja hiburan malam Kota Bandung menggelar aksi damai di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/8/2020). [Suara.com/Cesar Yudistira]

Penghasilan dari bonus penjualan makanan dan minuman pun merosot tajam.

"Yang biasa minum Chivas sekarang Captain Morgan. Jadi ya bonus kita dari penjualan juga turun. Kalau tamu dulu biasa kasih tips Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu di luar fee, sekarang paling Rp 50 ribu," ujarnya baru-baru ini.

Baca Juga: Pemanasan, Massa Penolak UU Cipta Kerja Lempar Bom Molotov ke DPRD Jabar

Indah berharap kondisi ekonomi kembali pulih dalam waktu dekat. Ia mengaku rindu dengan penghasilan yang bisa didapatnya di masa sebelum pandemi.

"Semoga badai cepat berlalu. Udah gak kuat juga udah berapa lama hidup kaya gini," ungkapnya.

Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, Indah mengaku harus memutar otak tiap harinya. Sejak Juni lalu, Indah mengaku fokus untuk menambah pengikut di media sosianya. Tujuannya agar akun media sosialnya dilirik pengiklan.

"Alhamdulillah ada aja yang endorse, mulai dari produk skincare, makanan sampe aplikasi belanja gitu," tandasnya.

Load More