SuaraJabar.id - Pilu dirasakan warga Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sudah hampir sebulan mereka kehilangan mata pencaharian karena TPA Sarimukti tak kunjung lekas sembuh.
Tempat pembuangan akhir sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan KBB kini masih dikepung bara api dan asap usai sampahnya terbakar sejak 19 Agustus lalu.
Akibatnya, para pemulung yang menjadikan TPA Sarimukti sebagai ladang rezeki kini harus mengganggur.
Namun mereka tetap bertahan di sebuah kampung yang disebut dengan "Kampung Pemulung". Para pemulung yang berasal dari berbagai daerah seperti Kabupaten Bandung, Garut, Cianjur, Sukabumi hingga Banten itu memilih tidak pulang kampung.
"Hampur satu bulan enggak ada penghasilan karena enggak mulung sampah. Kan ditutup karena kebakaran," ujar Yusuf (63), salah seorang pemulung asal Majalaya, Kabupaten Bandung, belum lama ini.
Lokasi "Kampung Pemulung" berada di perkebunan yang tak jauh dari TPA Sarimukti dan bisa terlihat dari jalan utama yang mulai berdiri sejak 8 bulan lalu.
Awalnya mereka singgah di dalam TPA Sarimukti, namun terpaksa harus diungsikan karena zonanya digunakan untuk pembuangan sampah.
Di sana terdapat sekitar 65 hunian berbentuk gubuk yang jauh dari kata laik. Gubuk-gubuk beralaskan bambu, beratapkan terpal hingga bekas tikar serta berdinding triplek dihuni sekitar 273 jiwa.
Ada juga yang memilih memboyong keluarganya untuk hidup di "Kampung Pemulung". Rata-rata gubuk yang mereka huni berukuran 2x3 hingga 4x5. Mereka tetap tersenyum ditengah pilu yang dirasakan karena kehilangan mata pencaharian.
Baca Juga: Dua Pekan TPA Sarimukti Kebakaran, Warga di Cimahi Kucing-kucingan Buang Sampah Sembarangan
"Kalau saya sendiri. Keluarga mah ada Majalaya, Kabupaten Bandung. Gubuk deritanaya berukuran 2x3, asal cukup buat solat sama tidur," tutur Yusuf.
Memungut Sampah Sejak Tahun 2007
Yusuf bisa dibilang salah satu sesepuh di "Kampung Pemulung". Sebab dirinya sudah sejak tahun 2007 menjadikan TPA Sarimukti sebagai ladang mencari rezeki.
Hampir setiap hari ia berada di TPA Sarimukti, menunggu truk pengangkut sampah yang masuk hingga memilahnya
Sampah-sampah itu Yusuf dan para pemulung lainnya dikumpulkan lalu dijual kepada pengepul. Dari sampah-sampah itulah ia bisa menghidupi ketiga anak dan istrinya di kampung halaman meskipun kini penghasilannya terus merosot.
Pria yang menghuni gubung kecil bertuliskan "Gubuk Derita" itu kini rata-rata hanya bisa mengumpulkan sekitar 70 kilogram sampah plastik. Jika dirupiahkan, Yusuf hanya mendapat sekitar Rp50 ribu dalam sehari.
Tag
Berita Terkait
-
Dua Pekan TPA Sarimukti Kebakaran, Warga di Cimahi Kucing-kucingan Buang Sampah Sembarangan
-
Total Kerugian Akibat Kebakaran TPA Sarimukti
-
Masih Terbakar, Upaya Pemadaman TPA Sarimukti Masuki Hari ke-8
-
Api di TPA Sarimukti Sulit Dipadamkan, Hengky Kurniawan Minta Bantuan BNPB Terjunkan Helikopter Water Bombing
-
Kebakaran TPA Sarimukti Masuki Hari Kelima, 7 Sekolah Diliburkan Dua Hari
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Puluhan Siswa SD di Riau Keracunan MBG: Makanan Basi, Murid Muntah-muntah
Terkini
-
Lewat Program GEMPITA Lestari bersama UI, Bank Mandiri Perkuat Literasi Keuangan
-
Duel Parang Maut di Jasinga: WS Tewas dengan Luka 20 Cm Tembus Paru-paru, AF Jadi Tersangka
-
Kematian WS: Dari Ejekan di Lapangan Bola Jasinga, Berakhir Maut di Ujung Parang
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta