Banjir yang terjadi di Kabupaten Karawang pada tanggal 22-23 Oktober 2022 disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut. Akibatnya, Sungai Citarum meluap dan menggenangi sejumlah pemukiman warga.
Banjir ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Sebanyak 6 orang meninggal dunia, puluhan orang luka-luka, dan ribuan orang harus mengungsi. Selain itu, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup besar, seperti jembatan, jalan, dan rumah.
4. Banjir di Cianjur, 21-22 Februari 2022
Banjir yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada tanggal 21-22 Februari 2022 disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut. Akibatnya, Sungai Cianjur meluap dan menggenangi sejumlah pemukiman warga.
Baca Juga: Apa Itu Narkoba Jenis Kratom yang Dikonsumsi Remaja di Ujungberung hingga Sebabkan Tabrakan?
Banjir ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Sebanyak 3 orang meninggal dunia, puluhan orang luka-luka, dan ribuan orang harus mengungsi. Selain itu, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup besar, seperti jembatan, jalan, dan rumah.
5. Banjir di Subang, 2-3 Januari 2022
Banjir yang terjadi di Kabupaten Subang pada tanggal 2-3 Januari 2022 disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut. Akibatnya, Sungai Cipelang dan Sungai Cipunagara meluap dan menggenangi sejumlah pemukiman warga.
Banjir ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Sebanyak 2 orang meninggal dunia, puluhan orang luka-luka, dan ribuan orang harus mengungsi. Selain itu, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup besar, seperti jembatan, jalan, dan rumah.
Banjir-banjir besar yang terjadi di Jawa Barat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa wilayah tersebut rentan terhadap bencana banjir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Baca Juga: Media Asing Puji Setinggi Langit Stadion Si Jalak Harupat: Rumput Sempurna, Pemandangan Indah
- Topografi wilayah Jawa Barat yang berbukit-bukit dan dikelilingi oleh pegunungan.
- Banyaknya sungai dan waduk di wilayah Jawa Barat.
- Intensitas curah hujan yang tinggi.
- Aktivitas pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan
Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana banjir di Jawa Barat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
Berita Terkait
-
Tak Respons WA Dedi Mulyadi, Lucky Hakim Terancam Diberhentikan Sementara usai Liburan Tanpa Izin
-
Dedi Mulyadi Tegur Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang Tanpa Izin: Lain Kali Bilang Yah
-
Bolehkah Membangun Masjid dengan Dana Pinjaman? Dedi Mulyadi Singgung Al Jabbar
-
7 Fakta Menarik Masjid Al Jabbar, Disebut Dibangun Dengan Utang Rp3,4 Triliun
-
Wajah Baru Museum Zoologi Bogor Setelah 130 Tahun: Lebih Modern dan Instagramable
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?