SuaraJabar.id - Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut menyampaikan empat nelayan korban kapal karam karena dihantam ombak besar kemudian terombang-ambing di perairan Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil dievakuasi dan dalam kondisi selamat.
"Tidak ada korban jiwa dan luka-luka dalam kejadian ini, keempat nelayan berhasil dievakuasi dan dibawa menuju ke Pelabuhan Santolo," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpolairud Polres Garut Iptu Aep Saprudin kepada wartawan di Garut, Rabu (19/2/2025).
Ia menuturkan kecelakaan laut itu menimpa kapal bernama Putra Putri yang membawa tiga Anak Buah Kapal (ABK) yakni Handi (23), Riki (29), dan Ujang (35), kemudian juru kemudi kapal, Jajang Yudi (45) yang semuanya selamat dievakuasi ke daratan.
Peristiwa itu, kata dia, bermula ketika mereka hendak melaut mencari ikan di Perairan Pompok wilayah Garut dengan titik pemberangkatan dari Dermaga Karang Papak, Kecamatan Cikelet, Garut, pada Selasa (18/2) petang.
Setelah menempuh perjalan sekitar satu jam, kata dia, kapal mereka akhirnya tiba di Perairan Pompok, namun tidak lama kemudian datang gelombang laut yang cukup tinggi sampai airnya masuk ke kapal dan tenggelam.
"Setelah beberapa saat kemudian ketinggian gelombang air laut bertambah tinggi dan air masuk ke perahu mereka hingga menyebabkan perahu yang mereka tumpangi tenggelam," katanya.
Aep menyampaikan ABK dan juru kemudi kapal itu sempat bertahan dengan terombang-ambing di perairan laut sampai akhirnya ada nelayan lain yang sedang melaut langsung membantu mereka.
Nelayan lain, lanjut dia, kemudian menyelamatkan mereka, lalu melaporkan kejadian tersebut ke nelayan lain dan Satpolairud Polres Garut untuk membantu mengevakuasi kapal agar ditarik ke pelabuhan.
"Perahu nelayan dengan nama perahu Putra Putri berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Santolo," katanya dikutip ANTARA.
Baca Juga: Warga Garut Tak Perlu Lagi ke Tasikmalaya untuk Bikin Paspor
Pihaknya langsung melakukan pemeriksaan korban terkait kronologis dan kondisi kesehatannya. Adanya kejadian itu, Aep mengimbau nelayan untuk selalu hati-hati dan melihat kondisi cuaca, apabila berbahaya seperti adanya angin kencang sebaiknya tidak melaut.
"Nelayan untuk senantiasa waspada dan berhati-hati karena cuaca di bulan Februari sampai Maret ini masih dalam kondisi puncak musim hujan, cuaca ekstrem bisa mendatangkan angin dan gelombang tanpa bisa kita prediksi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami
-
Warisan Proyek Mangkrak di Meja Dedi Mulyadi, Sanggupkah Akhiri Kutukan 10 Tahun TPPAS Lulut Nambo?