SuaraJabar.id - Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Panti Aura Welas Asih Leni Nurmayunita mengatakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) khususnya yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih belum mendapatkan perlindungan maksimal.
"Kami menilai perlindungan dan perhatian kepada ODGJ masih minim. Bahkan, harus diakui masih banyak ODGJ yang mendapatkan perlakuan diskriminasi, kekerasan seperti dipasung, perundungan dan lainnya," katanya saat ditemui di Palabuhanratu, Senin, (24/2/2025).
Leni pun menyoroti kasus kematian Suherlan alias Samson yang tewas diamuk massa di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (20/2/2025).
Ini membuktikan bahwa perlindungan dan perhatian terhadap ODGJ masih kurang. Selain itu, pengetahuan serta kesadaran masyarakat terkait penanganan ODGJ juga minim.
Tidak hanya itu, fasilitas untuk penyandang disabilitas mental di Kabupaten Sukabumi masih jauh dari kata layak, bahkan belum ada fasilitas khusus yang dibangun Pemkab Sukabumi untuk menangani ODGJ seperti panti rehabilitasi, rumah sakit dan lainnya.
Meskipun ada panti rehabilitasi mental yakni Phalamarta di Kecamatan Cibadak, itu pun milik Kementerian Sosial RI.
Minimnya fasilitas bagi penyandang disabilitas mental dengan kebutuhan khusus yang seharusnya mendapatkan perawatan dan perlindungan harus menjadi perhatian Pemkab Sukabumi.
"Kematian Samson merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang seharusnya tidak perlu terjadi jika kita memiliki sistem perlindungan yang lebih baik untuk mereka yang mengalami gangguan mental," tambahnya dilansir ANTARA.
Leni mengungkapkan selama ini penanganan ODGJ masih bersifat sementara dan tidak menyentuh akar permasalahan. Banyak yang hanya mendapatkan perawatan sebentar di rumah sakit jiwa, setelah itu dilepas kembali ke masyarakat tanpa ada pendampingan berkelanjutan.
Di sisi lain, meskipun Panti Aura Welas Asih hanya berstatus lembaga swadaya masyarakat dengan anggaran dan kemampuan yang terbatas, tetapi pihaknya tetap berusaha untuk memberikan perlindungan dan perhatian terhadap ODGJ.
Baca Juga: Dinkes Sukabumi: Anggaran Penanganan ODGJ Hanya Rp27 Juta Per Tahun
Dengan segala keterbatasan yang pihaknya juga berharap mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, karena wilayah Kabupaten Sukabumi yang sangat luas, tentu pihaknya tidak bisa menjangkau semua.
Diakuinya, bahwa relawannya sering menerima kasus ODGJ yang terlantar, bahkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka bukan kriminal, tetapi manusia biasa yang membutuhkan pertolongan. Namun, tanpa dukungan infrastruktur dan sumber daya yang memadai, penanganan tidak bisa optimal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Beli Sembako Harus Pakai Perahu, Warga Eretan Wetan Menyerah pada Laut: Kami Mau Pindah
-
PKL Simpang Bara Bakal Digeser ke Situ Babakan, Solusi Jitu Urai Macet Kampus IPB?
-
BRI Bangun Ekosistem UMKM Inklusif dengan Pemberdayaan Difabel
-
Kinerja BRI 2025 Tumbuh, Segmen Bullion dan Emas Jadi Andalan Baru
-
Pencarian 3 Korban Tertimbun di Arjasari Bandung, Status Tanggap Darurat Ditetapkan!