
Setelahnya, lahan kosong yang awalnya dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal itu akhirnya diresmikan sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Nana menjabat sebagai Ketua TPST.
Hingga kini, TPST memiliki pekerja sebanyak 30 orang dengan rata-rata honor per hari sebesar Rp 80 ribu dari hasil pengolahan sampah.
"Awalnya kan mereka gengsi untuk bekerja mengolah sampah, tapi dengan pendekatan obrolan dan ada bukti kalau sampah itu ada nilai ekonomisnya, sekarang justru malah jadi pada ngantri pengen ikut ngolah, ya bagus lah," katanya.
Deni Priadi (55), salah satu pengurus bank sampah Bojong Malati mengatakan awalnya hanya ikut-ikutan saja dengan Nana untuk mengolah sampah.
Baca Juga:Anies Target Peja Jalan Jakarta Bebas Sampah Plastik Rampung Agustus 2019
"Ternyata sampah itu memiliki nilai ekonomis. Makanya saya mengajak warga di sini untuk memilah sampah sebelum dibuang, dan bisa nabung di bank sampah. Uangnya lumayan bisa buat bayar listrik, atau beli pulsa," ujar Deni.
Nana yang awalnya hanya dikenal sebagai ustaz di kampungnya, perlahan mulai dilirik oleh masyarakat sebagai aktivis sampah. Dia semakin jauh bergelut dengan sampah. Pemahaman dan pengetahuan Nana tentang sampah semakin hari semakin bertambah.
Dia pun didapuk menjadi salah satu fasilitator Sabilulungan Bersih (Saber) yang merupakan program pemerintah Kabupaten Bandung untuk penyelesaian masalah sampah.
"Ya tahun 2016, saya dipanggil ke Pemda menjadi fasilitator Saber," katanya.
Bagi Nana, masalah sampah bisa selesai kalau masyarakat ada kemauan untuk menyelesaikan masalah sampah itu. Mulai dari memilah sampah, hingga mendaur ulang sampah bisa dilakukan asalkan ada kemauan yang serius.
Baca Juga:Gaya Keren Menteri Susi Pakai Sepatu dari Sampah Plastik
"Ya kan kita harus peduli dengan lingkungan kita, ketika banyak sampah, solusinya bukan dibuang, itu mah hanya memindahkan masalah saja, tapi lebih baik kita manfaatkan sampah itu," tukasnya.