Kisah Kembar Rahman dan Rahim yang Dempet Sejak Usia Tiga Bulan Kehamilan

Ika Mutia Sari (30) memang memiliki riwayat anak kembar.

Chandra Iswinarno
Senin, 29 Juli 2019 | 19:51 WIB
Kisah Kembar Rahman dan Rahim yang Dempet Sejak Usia Tiga Bulan Kehamilan
Romi Darma Rachim (35) ayah kandung dari bayi kembar siam Rahman dan Rahim. [Suara.com/M yacub Ardiansyah]

Akan tetapi, keterbatasan boks bayi khusus di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) membuat RSUP Persahabatan tidak bisa mengatasi kelahiran bayi kembar siam yang dikandung Ika.

RSUP Persahabatan kemudian mengambil langkah untuk merujuk kembali ke Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat karena peralatan yang lebih lengkap.

"Akhirnya istri kontrol di sana sampai melahirkan di RS Harapan Kita. Operasi sesar yang dijalani istri juga mendadak karena air ketuban pecah saat usia kandungan delapan bulan," jelas dia.

Pada 24 September 2018 malam, mereka kemudian bertolak ke RS Harapan Kita. Selama di rumah sakit tersebut, Ika menjalani operasi sesar untuk melahirkan anak ketiga dan keempatnya secara bersamaan.

Baca Juga:Bayi Kembar Siam Rahman dan Rahim Butuh Rp 1 Miliar untuk Operasi Pemisahan

"Setelah lahir, Rahman dan Rahim juga sempat mendapat perawatan di sana sekitar sebulan di ruang Nicu. Biayanya kalau nggak salah sekitar Rp 3 juta per hari, tapi Alhamdulillah saya gratis karena pakai KS NIK," ujar dia.

Kelahiran putra ketiga dan bungsunya ini membuat perasaan Romi bercampur aduk. Lantaran di satu sisi, dia senang atas kelahiran putranya, namun di sisi lain merasa sedih karena terlahir dalam keadaan kembar siam.

Bahkan setelah anaknya dilahirkan, Air Susu Ibu (ASI) Ika tidak keluar karena tekanan psikis atas kondisi putra kembarnya.

"Selama ini si kembar hanya dikasih susu formula dan biskuit saja, karena ASI istri saya nggak keluar yah kemungkinan karena kepikiran melihat anak saya begini," katanya.

Berdasarkan informasi, saat ini pihak RS Harapan Kita sedang mengupayakan agar biaya proses pemisahan Rahman dan Rahim bisa ditanggung pemerintah pusat. Kata dia, rumah sakit sudah mengusulkan proposal ke Kementerian Kesehatan.

Baca Juga:Tolong... Bayi Kembar Siam Ini Lahir Dengan Jantung dan Hati Menyatu

"Biayanya sangat besar, sekitar Rp 1 miliar, bahkan informasi yang saya terima dari relawan pak Wali dan pak Wakil mereka mau membantu mendorong agar proses pemisahaan Rahman dan Rahim ditanggung KS NIK," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini