“Agama itu harus sampai pada suatu tindakan persaudaraan bahwa keberadaan yang lain itu, perbedaan agama bukan berarti menghindarkan semua. Orang bersaudara bahkan justru mendorong setiap orang untuk membuahkan persaudaran itulah agama,” tegas pastor Raymundus.
Pastor Raymundus menyatakan kini jemaah Gereja Santa Clara dan warga sekitar sudah solid sehingga potensi konflik dapat diredam.
Lomba Pohon Natal dari Barang Bekas
Dalam perayaan Natal ini, kata Alfonsus, gereja juga menyelenggarakan lomba membuat pohon Natal berbahan barang bekas seperti botol plastik, bahan kantong dan juga tempat telur. Lomba ini diikuti oleh jemaah yang berasal dari 13 wilayah di seluruh Bekasi Utara.
Baca Juga:18 Tahanan Korupsi Rayakan Natal di Rutan KPK, Ini Daftarnya
Uniknya, dalam pohon natal tersebut juga tergambar tempat ibadah umat lainnya yang berdampingan dengan gereja. Menurut Eni Widyastuti, hal itu menandakan keberagaman, saling menghormati dan menghargai.
Lomba ini, tambah Eni, juga diselenggarakan untuk menyalurkan antusiasme jemaah Santa Clara yang baru tahun ini dapat beribadah dan merayakan Natal di gereja.