Eks Jenderal Sunda Empire Ungkap Alasan Raja Keraton Agung Sejagat Diciduk

Ki Ageng Rangga Sasana menegaskan, Sunda Empire tidak memiliki hubungan dengan Totok Santoso.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 17 Januari 2020 | 16:56 WIB
Eks Jenderal Sunda Empire Ungkap Alasan Raja Keraton Agung Sejagat Diciduk
Keraton Agung Sejagat di Purworejo [Antara]

SuaraJabar.id - Mantan petinggi Sunda Empire yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Nusantara Teritorial Letnan Jenderal Imperial Forces The Pentagon Ki Ageng Rangga Sasan berkomentar soal ditangkapnya Totok Santoso, raja Keraton Agung Sejagat. Menurut dia, Totok ditangkap karena tidak izin saat membangun Keraton Agung Sejagat.

Ki Ageng Rangga Sasana menegaskan, Sunda Empire tidak memiliki hubungan dengan Totok Santoso.

Hal itu dikatakan Ki Ageng Rangga Sasana saat diwawancarai Ayobandung.com (jaringan Suara.com), Jumat (17/1/2020) via sambungan telepon. Ki Ageng Rangga Sasana mengatakan seharusnya bangga dengan keberadaan Sunda Empire.

Dia mengatakan, Sunda Empire sebagai pemilik seluruh bumi. Bahka bisa menyelamatkan Indonesia.

Baca Juga:Sunda Empire Pamer Wilayah Kekuasaannya ke Presiden AS Donald Trump

"Kalau tidak ada Sunda Empire-Earth Empire Indonesia akan habis negara ini," ujar Ki Ageng Rangga Sasana.

Ki Ageng Rangga Sasana mengatakan tidak mempermasalahkan adanya ketidaksetujuan atas Sunda Empire - Earth Empire. Ia mempersilakan siapapun yang berkeberatan untuk mengadu ke Mahkamah Internasional.

"Anggota kami itu seluruh pemerintahan di muka bumi dan rakyat yang ada di bumi," katanya.

Banyak orang stress

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan banyak orang stress di Indonesia. Dia mengatakan itu saat dimintai tanggapannya oleh wartawan terkait kemunculan dan keberadaan Sunda Empire di Bandung yang mirip dengan Keraton Agung Sejagat.

Baca Juga:Wawancara Khusus Eks Jenderal Sunda Empire, Ki Ageng Rangga Sasana

Ridwan Kamil mengatakan sebelum kemunculan Sunda Empire itu menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Namun dia sudah mendapatkan laporan dari Kapolda Jabar.

"Lagi diteliti Polda (Jabar), ini banyak orang stres di Republik ini. Menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini ternyata ada orang yang percaya juga menjadi pengikutnya," kata Gubernur Emil menjawab pertanyaan wartawan soal keberadaan "Sunda Empire" di Bandung, Jumat.

"Kalau ada aspek pidana kita akan tindak. Ke warga fokus kita gunakan rasio dalam berkehidupan. Gunakan aturan perundang-undangan jangan percaya terhadap hal hal tidak masuk dalam logika akal sehat," lanjut dia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Bandung, Sony menjelaskan kabar keberadaan Sunda Empire di Bandung yang mirip dengan Keraton Agung Sejagat telah mencuat sejak 2018.

"Jadi Sunda Empire itu kejadiannya 2018. Sudah di tangani dari Kodim. Jadi ini latah aja karena kejadian yang di Purworejo itu. Ini kejadian 2018 itu diramaikan lagi," kata Sony di Bandung, Jumat.

Sunda Empire tidak terdaftar sebagai organisasi masyarakat oleh Kesbangpol. Sehingga ia menyimpulkan Sunda Empire adalah perkumpulan yang ilegal.

Namun sebelumnya, kata dia, keberadaan Sunda Empire telah ditangani dan dibubarkan oleh pihak Kodam III/Siliwangi pada 2018 lalu. Pada saat itu, pihaknya memang ikut menelusuri keberadaan Sunda Empire. Dengan demikian, ia mengatakan, mereka bersama polisi dan TNI akan selalu mengawasi organisasi ilegal semacam Sunda Empire.

"Pasti (diawasi), itu kan aparat Kepolisian dan TNI yang pasti akan memantau terus pergerakan-pergerakan seperti itu," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini