Longsor Dekat Tol Cipularang, PVMBG Rekomendasikan Beban Kendaraan Dibatasi

Kondisi daerah longsoran yang dulunya merupakan daerah aliran sungai dimana masih terlihat adanya morfologi cekungan dari Digital Elevation Model (DEM).

Chandra Iswinarno
Senin, 17 Februari 2020 | 22:18 WIB
Longsor Dekat Tol Cipularang, PVMBG Rekomendasikan Beban Kendaraan Dibatasi
Foto longsor Tol Cipularang yang diambil pada Selasa (11/2/2020) dan disebar kembali sebagai hoaks pada Minggu (16/2/2020). (Ist)

Terdapat juga genangan air yang berada di utara (luas 4.079m2) yang mengakibatkan munculnya mata air/rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah.

Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah

Kondisi daerah longsoran yang dulunya merupakan daerah aliran sungai dimana masih terlihat adanya morfologi cekungan dari Digital Elevation Model (DEM).

Secara khusus mekanisme terjadinya gerakan tanah karena kelerengan yang curam dan banyak tekuk lereng yang merupakan jalur air, tanah pelapukan yang tebal, batuan vulkanik yang poros air, tataguna lahan berupa sawah dibagian atas dan kemiringan lereng yang curam.

Baca Juga:Setelah Longsor Hegarmanah, Rumija Tol Cipali KM 118 Dipasang Cerucuk

Kejadian longsor 2019 dibagian utara jalan tol menyebabkan saluran tersumbat sehingga menimbulkan terjadinya genangan air.

"Rembesan dari genangan air ini yang mengakibatkan meningkatnya muka air tanah dan tekanan pori sehingga tahanan lereng menjadi lemah," katanya.

Hal ini membuat kondisi tanah dan batuan menjadi jenuh air yang menyebabkan bobot masanya bertambah dan kuat gesernya menurun, tanah tidak stabil dan mudah bergerak.

Kondisi tanah yang jenuh air memperlihatkan mekanisme pergerakan tanah mulai bergerak pada bagian bawah yang kemudian menarik lereng bagian atasnya (lereng selatan badan jalan tol).

Kontributor : Cesar Yudistira

Baca Juga:Bupati Pastikan Jasa Marga Siapkan CSR untuk Korban Longsor Hegarmanah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini