Longsor Dekat Tol Cipularang, PVMBG Rekomendasikan Beban Kendaraan Dibatasi

Kondisi daerah longsoran yang dulunya merupakan daerah aliran sungai dimana masih terlihat adanya morfologi cekungan dari Digital Elevation Model (DEM).

Chandra Iswinarno
Senin, 17 Februari 2020 | 22:18 WIB
Longsor Dekat Tol Cipularang, PVMBG Rekomendasikan Beban Kendaraan Dibatasi
Foto longsor Tol Cipularang yang diambil pada Selasa (11/2/2020) dan disebar kembali sebagai hoaks pada Minggu (16/2/2020). (Ist)

Untuk diketahui, gerakan tanah terjadi di lereng badan jalan Tol Cipularang Km. 118+600B pada koordinat 06° 50' 2" LS - 107° 29' 38" BT pada ketinggian 755 mdpl terjadi pada hari Selasa, 11 Februari 2020 sekitar pukul 21.00 WIB.

Gerakan tanah bertipe longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan dan aliran tanah. Gerakan tanah ini terjadi pada perbukitan dengan kemiringan lereng 22-25° dan arah gerak longsoran N186°E.

Dimensi Longsoran memiliki lebar gawir mahkota 43,73 m, Panjang landaan longsoran 312 m, dengan sudut gawir sekitar 65°. Total luas area terdampak 16. 030 m2. Material longsor berupa lumpur dan tanah yang mengakibatkan dua rumah rusak, tiga hektare sawah rusak, penduduk di bagian bawah terdiri 80 KK dan badan jalan tol km 118+600B terancam.

Secara umum gerakan tanah disebabkan faktor-faktor diantaranya, tanah pelapukan yang tebal dan memiliki porositas dan permeabilitas tinggi. Adanya kemiringan lereng yang curam (>20°).

Baca Juga:Setelah Longsor Hegarmanah, Rumija Tol Cipali KM 118 Dipasang Cerucuk

Lalu adanya sistem drainase yang tidak berfungsi (tersumbat) dan tata guna lahan yang berupa lahan basah (persawahan).

Terdapat juga genangan air yang berada di utara (luas 4.079m2) yang mengakibatkan munculnya mata air/rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah.

Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah

Kondisi daerah longsoran yang dulunya merupakan daerah aliran sungai dimana masih terlihat adanya morfologi cekungan dari Digital Elevation Model (DEM).

Secara khusus mekanisme terjadinya gerakan tanah karena kelerengan yang curam dan banyak tekuk lereng yang merupakan jalur air, tanah pelapukan yang tebal, batuan vulkanik yang poros air, tataguna lahan berupa sawah dibagian atas dan kemiringan lereng yang curam.

Baca Juga:Bupati Pastikan Jasa Marga Siapkan CSR untuk Korban Longsor Hegarmanah

Kejadian longsor 2019 dibagian utara jalan tol menyebabkan saluran tersumbat sehingga menimbulkan terjadinya genangan air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini