Pedagang Sayangkan Pemkot Bandung Mendadak Tutup Pasar Sadang Serang

Akibatnya para pedagang kini berjualan di pinggir jalan demi menghabiskan stok dagangan yang ada

Bangun Santoso
Kamis, 11 Juni 2020 | 07:39 WIB
Pedagang Sayangkan Pemkot Bandung Mendadak Tutup Pasar Sadang Serang
Pedagang Pasar Sadang Serang Bandung berjualan di pinggir jalan usai pasar mendadak ditutup. (Foto: Istimewa)

SuaraJabar.id - Penutupan pasar tradisional Sadang Serang, di Kota Bandung membuat pedagang kebingungan. Pasar itu ditutup mendadak oleh Pemkot Bandung usai salah satu pedagang diduga terjangkit virus corona.

Akibat penutupan mendadak itu, beberapa pedagang terpaksa menjajakan dagangan sisa mereka di pinggir jalan.

Seperti dilakukan salah satu pedagang sayuran Ikip (64). Ia menjajakan sisa dagangan sayurannya yang masih banyak di pinggir jalan, beberapa ratus meter dari lokasi Pasar.

Diketahui pasar Sadang Serang ditutup sejak tanggal 9 hingga 23 Juni 2020 mendatang.

Baca Juga:Ojek Online di Bandung Boleh Bonceng Penumpang, Tapi Belum Bisa Dipesan

Lelaki paruh baya itu mengaku kaget, dengan kebijakan Pemkot Bandung menutup pasar secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan lebih awal. Modal yang dikeluarkan Ikip belum kembali, sementara dagangan sayuran masih cukup banyak.

“Kemarin sudah belanja, jadi masih ada sisa banyak. Di sini (pinggir jalan) jualin barang dari pada busuk. Modalnya sudah habis, tapi belum balik, pasar sudah keburu ditutup, jadinya harus terpaksa jualan di pinggir jalan,” ujar Ikip kepada Suara.com, Rabu (10/6/2020).

Di usianya yang terbilang cukup tua, Ikip masih harus terus bekerja, membiayai 5 orang anak dan istrinya. Satu anaknya baru saja tamat SMA tahun ini.

Meski begitu, ia terus berusaha setidaknya dapat terus berjualan untuk membiayai kebutuhan keluarga. Ikip hanya menggantungkan penghasilan dari pendapatan berjualan sayur di Pasar Sadang Serang.

“Anak satu lagi baru beres SMA.
Gak bisa lanjut karena nggak ada biaya, jadi gak bisa maksakan. Untuk makan anak istri dari jualan sayur,” ujar Ikip.

Baca Juga:Pencarian Syifa Aafiyah, Kasatreskrim Polrestabes Bandung: Masih Dilakukan

Sudah sejak tahun 1980an, Ikip mengaku mulai berdagang. Sementara berjualan di pasar Sadang Serang sudah terhitung 15 tahun. Pendapatannya sejak virus corona melanda selama terus menurun, ditambah saat ini pasar ditutup ia semakin kebingungan.

Berjualan di pinggir jalan memiliki banyak resiko, hujan, panas tetap harus tetap dijalankan. Ikip berharap pasar tidak ditutup begitu lama, ia ingin kembali berjualan seperti biasa.

“Pendapatan menurun sekali, kalau tidak jualan susah. Karena untuk makannya dapat dari sini (berjualan)," katanya.

Sementara itu, pedagang tahu di Pasar Sadang Setang, Ira (41) yang juga terpaksa berjualan di pinggir jalan demi stok dagangannya. Ira menyayangkan langkah Pemerintah Kota Bandung yang tidak melakukan koordinasi sejak awal perihal penutupan pasar.

“Kemarin (Rabu) , jam 9 datang orang dari dinas langsung semprot disinfektan dan disuruh beres-beres lalu jam 11 ditutup, tanpa ada koordinasi lebih awal ke pedagang, kita minta kerjasama saja,” ujar Ira.

“Kita pasti terima, cuman untuk kemarin pelaksanaannya di lapangan tidak ada koordinasinya, pedagang harusnya dikasih tahu, harusnya Satpol PP-nya datang lebih awal. Minimal H-1 pelaksanaannya, misal akan ada penyemprotan dan lainnya," sambungnya.

Kontributor : Emi La Palau

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini