Jawa Barat Diganti Sunda, Akademisi: Persempit Wilayah Kebudayaan

Percampuran budaya ini kata dia sudah terjadi di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka (Ciayumaja).

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 14 Oktober 2020 | 06:35 WIB
Jawa Barat Diganti Sunda, Akademisi: Persempit Wilayah Kebudayaan
Foto udara pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/9). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

Konsekuensi terbesar dari sebuah perubahan nama Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda akan mengeluarkan beberapa wilayah tadi. Padahal menurutnya di Cirebon itu banyak kekayaan budaya, misalnya terkait kesultanan.

Selain itu, Cirebon merupakan satu daerah yang menyumbang kekayaan budaya untuk Jabar. Misalnya saja kekayaan batik.

“Kita punya Istana Kanoman, Istana Kasepuhan, Istana Kacirebonan. Nanti itu semua akhirnya bukan milik Jawa Barat, hilang. Kita punya, misalnya, kekayaan batik. Cirebon itu banyak menyumbang kekayaan budaya untuk Jabar, batik, keraton, masjid. Makam Sunan Gunung Djati, sekarang itu milik Jabar,” katanya.

Berangkat dari pemikiran pada adat, kebudayaan, serta nilai-nilai historis Jabar dengan daerah-daerah lain. Sehingga ia selaku akademisi tidak setuju dengan adanya perubahan nama Jabar.

Baca Juga:5 Gubernur Surati Jokowi Sampaikan Aspirasi Menolak UU Cipta Kerja

“Jadi, saya lebih setuju dengan nama Jawa Barat. Bisa saja saya nanti disebut tidak "Nyunda". Tapi, itu kata siapa? Jika nama Provinsi diubah, saya menduga Ciayumaja kuning itu akan lepas dari Jawa Barat. Padahal di Kuningan itu banyak situs yang begitu dibanggakan oleh Jabar,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya identitas kebudayaan akan makin terpecah. Ia menekankan pada pemeliharaan kebudayaan dengan memperkenalkan budaya yang ada di Jabar dengan lebih baik, dibanding berfokus pada perubahan nama.

“Lebih baik konsentrasi kepemeliharaan budaya saja. Memperkenalkan budaya yang ada di Jabar yang begitu banyak di kita,” imbuhnya.

Ia berharap nama Provinsi Jawa Barat ini tetap dipertahankan, di sisi lain pembinaan kebudayaan dan bahasa Sunda terus ditingkatkan.

“Jangan terlalu memunculkan keetnisan lalu rasa kenusantaraannya hilang. Tapi kita tentu penting memunculkan keetnisan sebagai kekayaan nusantara,” tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mendukung aspirasi beberapa tokoh yang menginginkan perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi bernama Sunda atau Tatar Sunda namun harus dilakukan secara terbuka dan disampaikan kepada masyarakat luas.

Baca Juga:Asyik, Warga Jawa Barat Boleh Wisata ke Ancol Lagi

"Apa yang dilakukan oleh para tokoh dan masyarakat Sunda tersebut harus dilakukan secara terbuka, jangan underground. Tinggal mengatur strateginya saja," kata Fadel dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak