"Polybag pun kita sediakan, hanya untuk media tanamnya saja mereka yang bikin sendiri, tapi kami biasanya sharing juga media tanam yang cocok apa, dan gak perlu beli," bebernya.
"Yang ditanam itu benih sayuran. Seperti caisim, pakcoy, bayam ijo, dan kangkung. Benih itu ditanam di polybag. Kami menyediakan polybag dan benih ke masyarakat yang serius ingin menanam," ia menambahkan.
Tani pekarangan itu, kata dia, bisa membantu meminimalisir pengeluran untuk belanja sayuran sehari-hari. Selain itu, pemenuhan asupan gizi yang dihasilkan dari aneka sayur mayur tentu jadi tercukupi.
"Apalagi saat pandemi kaya gini kita harus bangkitin gerakan tanam dari mulai tatanan keluarga nah bentuk real-nya dengan tani pekarangan soalnya misalkan kita nggak punya lahan di pekarangan kita bisa di pinggir-pinggir jalan asalkan ada kemauan," imbuhnya.
Baca Juga:Bandung Barat Promosikan Pariwisata secara Virtual
Konsep tani pekarangan memang kebalikan dari pertanian konvensional dimana membutuhkan lahan yang luas. Tani pekarangan menjadi salah satu solusi dari masalah ketahanan pangan saat ini.
Ledakan demografi yang niscaya tentu harus dibarengi dengan upaya pemenuhan pangan dimana kita harus berani memulai bertani sejak di tatanan keluarga. Bertani tak harus identik dengan lahan yang besar.
"Kalau sudah makan jangan lupa tanam, begitu ungkapan yang selalu didengungkan disini," tutupnya.