SuaraJabar.id - Kepala Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi mengeluarkan yang ditujukan pada pelaku usaha. Isinya, mengimbau untuk tidak menjual produk yang diproduksi oleh perusahaan asal Prancis.
Surat edaran (SE) itu diterbitkan pada Rabu (3/11/2020) dengan nomor 510/158/2010/XI/2020.
Dasar penerbitan SE itu sendiri adalah untuk merespon pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang dianggap mengandung unsur SARA atau rasisme, hingga menyakiti umat Islam.
Meski mengimbau pelaku usaha unutk tidak menjual produk Prancis, SE itu juga melarang semua pihak untuk melakukan aksi sweeping produk Prancis.
Baca Juga:Mau Ikutan Boikot Produk Prancis? Coba Pakai Logika Ini
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Jayanti, Nandang mengatakan surat itu diterbitkan sebagai bentuk kekecewaan kepada pemimpin dunia selevel Presiden Prancis, yang tak bisa membedakan antara kebebasan berekspresi dengan intoleransi.
"Kami mengajak warga tentang kesadaran ghiroh dan ukhuwah islam, menyadarkan orang yang berpandangan negatif terhadap Islam, bahwa Islam bukan agama radikal," ujarnya kepada sukabumiupdate.com-jaringan suara.com.
"Pemboikotan produk dari Prancis ini untuk memberikan pelajaran kepada orang orang yang sinis atau berpandangan negatif terhadap Islam. Padahal orang muslim konsumen terbesar dari produk pangan atau sandang yang di produksi oleh mereka," jelasnya.
Kendati demikian, masih kata Nandang, Pemdes Jayanti juga tak membenarkan bila ada individu maupun kelompok yang tak menjaga kondusufitas dengan melakukan sweeping atau razia.
"Tidak dibenarkan melakukan sweeping baik oleh pribadi, lembaga, ormas dan atau yang mengatasnamakan kelompok apapun kepada toko atau perusahaan yang ada di wilayah Desa Jayanti. Kita ingin kondusifitas tetap terjaga," tandasnya.
Baca Juga:Ustaz Somad Serukan Boikot Produk Prancis dan Putus Hubungan Diplomatik