Perempuan Misterius di Balik Hotel Savoy Homann Bandung

Namun siapa Nyonya Homann, sulit sekali melacak jejaknya. Penelusuran terhadap koran-koran lama di situs delpher sedikit sekali membuahkan hasil.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 23 November 2020 | 11:44 WIB
Perempuan Misterius di Balik Hotel Savoy Homann Bandung
Hotel Savoy Homann. [Ayobandung.com]

Pada 1871, saat usianya 33 tahun, Nyonya Homann terpaksa harus hidup menjanda lantaran suaminya meninggal dunia. Dalam obituari berjudul ”Mevrouw Homann” di kedua koran di atas disebutkan bahwa setelah ditinggal suaminya, Nyonya Homann kembali ke Batavia dan tak lama kemudian pindah ke Bandung.

Ditinggal dengan uang pensiun kecil dan harus menanggung kehidupan kedua anaknya yang masih kecil, Nyonya Homann membangun penginapan sederhana (commensaen-huis) di Katja-katja Wetan, tak jauh dari Simpang Lima (orang Bandung menyebutnya Parapatan Lima).

Saat itu, bisnis pesanggrahan memang tengah berkembang di Bandung seiring dengan semakin ramainya perjalanan orang melalui Jalan Raya Pos (Grote Postweg). Pesanggarahan-pesanggrahan umumnya dibangun di sekitar pos-pos penggantian kuda.

Hotel Preanger misalnya, didirikan di bekas pesanggrahan yang dibangun alakadarnya. Demikian sederhananya bangunannya sehingga mereka yang menginap di pesanggrahan itu harus rela tidur berdesak-desakan.

Baca Juga:Bersihkan Radio Malabar, Anji Manji Malah Dituding Bikin Kerusakan

Dalam kedua koran itu juga disebutkan bahwa di Bandung inilah Jacoba berkenalan dengan A Homann, seorang pengusaha kaya di Padalarang. Pernikahan keduanya selanjutnya menjadi kombinasi yang sangat bagus lantaran dengan demikian Hotel Homann bisa dipindahkan lebih ke pusat kota, ke tempatnya sekarang di Jalan Asia Afrika 112, sekaligus lebih dekat ke pos penggantian kuda.

Informasi tentang perkenalan dengan A Homann terjadi di Bandung ini jelas keliru. Soalnya di koran De Locomotief yang terbit pada 26 Februari 1874 muncul iklan mengenai pernikahan antara A Homann dengan J van Hogezand yang dibubuhi dengan keterangan janda dari NJ van Gent.

Pernikahan keduanya berlangsung di Semarang tanggal 25 Februari 1874 atau tiga tahun setelah Nyonya Homann ditinggal mati suami pertamanya.

Perkenalan Nyonya Homann dengan bisnis perhotelan pun tampaknya tidak terjadi saat di Bandung. Iklan di koran De Locomotief terbitan tahun 1880 dan 1881 sudah banyak memunculkan nama Hotel Bodjong di Semarang dengan keterangan A Homann dan untuk selanjutnya diberi nama Hotel Homann dengan keterangan Bodjong.
Kemungkinan besar, hotel yang semula bernama Bodjong ini diambil alih oleh Homann dan selanjutnya berganti nama menjadi Hotel Homann. Namun tak jelas nasib Hotel Homann di Semarang ini selanjutnya.

Iklan pernikahan Nyonya Homann (J Van Hogezand) dengan A Homann di koran De Locomotief, 26 Februari 1874. Pasangan itu menikah di Semarang tanggal 25 Februari 1874. (delpher.nl).

Baca Juga:"Isolated Garden" Karya Seniman Bandung Juarai Kompetisi Lukis Nasional

Iklan mengenai pernikahan A Homann ini menjadi menarik bila dikaitkan dengan waktu didirikannya Hotel Homann di Bandung. Sejauh ini penulis belum memperoleh informasi akurat mengenai kapan Hotel Homann didirikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak