Polisi Diminta Lakukan Ini agar Kasus Kompol Yuni Tak Terulang

Mafia narkoba sudah tak takut hukuman berat bahkan hukuman mati.

Ari Syahril Ramadhan | Novian Ardiansyah
Minggu, 21 Februari 2021 | 15:55 WIB
Polisi Diminta Lakukan Ini agar Kasus Kompol Yuni Tak Terulang
Tangkapan layar momen Kapolsek Astanaanyar Bandung Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi mentraktir makan Tim Prabu Bandung. [YouTube Suyanto Syn]

SuaraJabar.id - Anggota Polisi, terutama yang menangani kasus narkoba rawan digoda mafia narkoba. Untuk itu, Polri diminta untuk memberikan pengawasan khusus pada para anggotanya yang menangani kasus di bidang narkoba.

Hal ini diungkapkan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto. Menurutnya, cara berpikir para sindikat narkoba sudah tidak normal. Sampai-sampai mereka tidak lagi mempan dan takut dengan ancaman hukuman mati maupun tembak mati.

Adapun hal itu disampaikan Benny seiring ditangkapnya bekas Kapolsek Astanaannyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi yang tengah pesta narkoba dengan 11 anggotanya.

"Jadi dalam konteks ini memang perlu pengawasan yang ketat, khususnya jajaran Direktorat Narkoba karena di sana banyak godaan, lengah sedikit bisa terekrut sindikat," kata Benny dalam diskusi daring, Minggu (21/2/2021).

Baca Juga:Direktorat Narkoba Harus Diawasi, Kompolnas: Rawan Digoda Mafia

Benny mengatakan cara kerja mafia narkoba saat ini memang mengincar aparat untuk direkrut menjadi bagian dari sindikat. Para aparat yang mudah tergoda kemudian diiming-imingi uang dengan nominal besar.

"Iming-iming uang banyak sekali ketika kita berhasil digalang menjadi bagian sindikat , ya sudah siap-siap saja menerima uang masuk yang jumlahnya signifikan. Ini cara kerja sindikat. Di luar negeri juga demikian, kartel-kartel bisa eksis karena dia bisa menggandeng oknum-oknum aparat yang bisa dibeli," kata Benny.

Senada dengan Benny, mantan Ketua KPK agus Rahardjo juga berpendapat demikian. Ia mengatakan saat ini ada stigma bahwa anggota kepolisian lebih senang bertugas di bidang penanganan narkoba.

"Ini kalau omongannya para bripka-bripka yang di bawah itu paling senang ditempatkan di mana, di narkoba sekarang ini. Jadi bukan lalu lintas lagi sekarang. Yang paling narkoba ya karena dari sana, katanya ininya ceperannya itu lebih banyak gitu loh. Ini kan sesuatu yang serius sangat serius," tutur Agus.

Baca Juga:Mirip Kasus Kompol Yuni, Diduga Masih Banyak Oknum Polisi Terjerat Narkoba

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini