SuaraJabar.id - Seorang simpatisan Front Pembela Islam (FPI) yang ditangkap polisi di Jakarta beberapa waktu lalu mengaku mengetahui operasi senyap peledakan bom di Pertamina Pengalengan.
Pernyataan tersebut beredar dalam sebuah video berdurasai 2 menit 23 detik. Dalam video tersebut, pria bernama Nabil Al Jufri mengaku tahu pembuatan bom yang direncakan Habib Husein Al Hasny (terduga teroris).
"Saya atas nama Nabila Al Jufri selaku simpatisan FPI tahun 2019, saya mengetahui rencana pembuatan bom yang direncanakan oleh Habib Husein Al Hasny dan kelompoknya yang merupakan anggota laskar FPI dan simpatisan FPI," katanya seperti dilansir Suara.com.
Dalam video tersebut, dia menyatakan pernah diperlihatkan video pembakaran bahan peledak bom yang ditunjukkan oleh seorang pria bernama Bambang. Nabil juga mengatakan pernah terlibat dalam penggalangan dana untuk pembuatan bom.
Baca Juga:Lagi-lagi Klaim Asal FPI, Teroris Ini Cerita Tim Senyap Teror Bom Pertamina
"Saya pernah diperlihatkan video uji coba pembakaran sedikit bahan peledak oleh Bambang di rumah saya di Bandung, saya menyetujui untuk mencari dukungan kepada DPW Kabupaten Bandung atas nama Kostat Budi Setiawan dan memberi tahukan, bahwa pembuatan bom dengan dana Rp 500 ribu. Saya pernah menyampaikan kepada DPD Jawa Timur yaitu Habib Ali, tentang perencanaan melakukan aksi ini, wilayah untuk wilayah lain wujud pembelaan kezaliman pemerintah terhadap para ulama," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengklaim mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung di bawah pimpinan seseorang yang disebutnya bernama Aba Aser, laskar FPI. Pembentukan tim itu disebutnya bertujuan meledakan pom bensin milik Pertamina. Rencana pemboman tersebut disiapkan sebagai bentuk protes atas penangkapan Habib Rizieq Shihab.
"Saya mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung yang dipimpin oleh Aba Aser, selaku laskar FPI, DPC FPI Pengalengan yang beranggotakan, satu Angga, dua Dedi, tiga Rijal, empat Syaiful. Sasaran peledakan yaitu pom bensin Pertamina milik sinar pipa gas Pengalengan dengan tujuan untuk melakukan aksi teror kepada pemerintah sebagai wujud protes penangankapan Habib Rizieq Shihab, dan pembubaran FPI" jelas Nabil.
Sebelumnya, seorang terduga teroris yang juga mengaku simpatisan FPI, Ahmad Juniaidi alias AJ (47) diringkus Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya pada Senin (29/3/2021) lalu. Pengakuan itu diungkapkan Ahmad dalam video berdurasi 1 menit 52 detik.
Ahmad mengakui menjadi simpatisan FPI sejak sang imam besar kembali ke tanah air. Tak hanya itu, dia juga mengakui tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib di bawah pimpinan Habib Husein al Hasni, terduga teroris lainnya di Condet, Jakarta Timur.
Baca Juga:Teroris Ahmad Junaidi Ngaku Simpatisan FPI, PKS: Harus Ada Investigasi!
"Saya atas nama Ahmad Junaidi. Salah satu anggota simpatisan FPI semenjak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia dan saya juga tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib d bawah pimpinan Habib Husein Al Hasni Condet yang diadakan setiap malam Jumat bergilir ke rumah-rumah semua anggota jemaah pengajian," demikian pengakuan Ahmad sebagaimana dikutip Suara.com, Sabtu (3/4/2021).
Dalam pengakuannya, Ahmad menegaskan hendak melakukan peledakan di industri berbasis asing, khususnya China.
Sementara itu, Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar angkat bicara terkait pengakuan salah satu terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan FPI. Dia menegaskan, jika FPI telah bubar sehingga hal itu menurutnya sebuah framing jahat.
"Mengenai ada klaim dari eks anggota FPI yang pernah gabung FPI dulu dan saat ini menjadi terduga pelaku teror , maka itu namanya framing jahat," kata Aziz kepada wartawan, Senin (5/4/2021).
Dia mengatakan, saat FPI belum dibubarkan, organisasi masyarakat itu pastinya sudah mengeluarkan orang-orang yang memiliki pemahaman radikal.
"Orang orang yang sok radikal radikul dan ngotot mau-maunya sendiri pasti sudah dikeluarkan dari FPI. Dan orang orang tersebut tidak diterima di tubuh FPI yg wasathiah," katanya.