SuaraJabar.id - Pemerintah masih menggodog mekanisme pembayaran tunjangan hari raya atau THR Idul Fitri 2021. Di tengah pembahasan, akademisi mulai ikut menyumbangkan pemikiran mereka.
Salah satunya adalah Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjuddin Noer Effendi. Ia berpendapat, pembayaran THR dapat menjadi stimulan perbaikan ekonomi.
Pembayaran THR kata dia, bisa menciptakan dampak lanjutan (multiplier effect) kepada perekonomian.
"Ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat jelang lebaran. Kalau kita dalam keadaan krisis ekonomi, perbanyaklah uang berputar di level bawah. Dengan demikian akan terjadi perputaran uang," ujarnya, Rabu (7/4/2021).
Baca Juga:Kabar Gembira! DPR Minta Pembayaran THR Idul Fitri 2021 Tak Dicicil
Menurut dia, pembayaran THR kepada sekitar 15-16 juta angkatan kerja di pekerja industri dapat memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan kinerja konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek.
Ia mengkhawatirkan, jika THR tidak dibayar penuh kepada karyawan, maka akan menimbulkan gelombang protes dari kalangan buruh. Kondisi itu dapat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat rendah dan menurunnya produksi.
"Kalau menjelang lebaran buruh tidak terima THR, mereka protes kemudian demo, produksi perusahaan juga menurun. Perusahaan sudah dibantu pemerintah, sekarang bantu karyawannya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan komitmen dari pengusaha untuk membayar THR kepada pegawai secara penuh.
"Tahun lalu THR dicicil, saya minta tahun ini dibayar secara penuh. Kita harus komitmen," kata Airlangga usai bertemu perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) di Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Baca Juga:Buruh Tolak THR Idul Fitri 2021 Dicicil, Ini Sebabnya
Ia meminta adanya komitmen tersebut mengingat pemerintah sudah memberikan stimulus kepada pengusaha serta melakukan program vaksinasi untuk mengatasi dampak Covid-19. [Antara]