Viral Lecehkan Perempuan di TikTok, dr Kevin Akhirnya Minta Maaf

Dokter Kevin melecehkan dan menyepelekan aktivitas perempuan yang padahal konteksnya adalah pertaruhan hidup dan mati.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 18 April 2021 | 14:04 WIB
Viral Lecehkan Perempuan di TikTok, dr Kevin Akhirnya Minta Maaf
Konten Tiktok dokter Kevin yang dinilai melecehkan (twitter.com/@AlissaWahid)

SuaraJabar.id - Dokter Kevin Samuel Marpaung akhirnya meminta maaf atas konten video tiktoknya yang panen kecaman netizen lantaran dianggap merendahkan perempuan dan profesi dokter. Pernyataan maafnya disampaikan melalui video singkat yang diunggah sejumlah akun medsos.

Dalam video yang diterima Suara.com, Kevin terlihat mengenakan kemeja motif kotak-kotak warna merah hitam. Kevin pun menyampaikan permintaan maaf yang ditujukan kepada masyarakat luas, khususnya perempuan.

"Kepada seluruh masyarakat, teman-teman netizen dan khususnya kaum wanita saya dokter Kevin ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas video konten saya mengenai pembukaan (persalinan)," katanya, sebagaimana dalam video, dilihat Suara.com, Sabtu (17/4/2021).

Sebelumnya, dalam video kontennya Kevin terlihat mengenakan jas putih khas dokter, mengalungkan stetoskop dan mengenakan sarung tangan steril.

Baca Juga:Sudah Semangat Sholat Berjamaah, Pria Ini Berakhir Malu Lihat Pakaiannya

Ia memeragakan reka adegan dokter obgyn yang diminta mengecek pembukaan serviks dalam konteks persalinan.

Saat diminta mengecek bukaan itulah mata kamera langsung menyorot Kevin yang tengah mempertajam sorot mata, mengerutkan alis, dan mengulum atau menggigit bibir sendiri.

Setelahnya, ia mengacungkan dua jari, sembari dilatari musik disko dengan efek pancaran lampu aneka warna berkerlap-kerlip.

Selanjutnya, seolah sedang melakukan pengecekaan pembukaan, Kevin memandang ke arah atas sambil menggelengkan kepala ke kanan-kiri. Saat itu kembali muncul takarir, "awkward moment".

"Dalam video tersebut saya tidak berhati-hati dalam memilih soundtrack dan memasang ekspresi wajah yang terkesan melecehkan. Sekali lagi saya ingin meminta maaf khususnya untuk kaum wanita," kata Kevin.

Baca Juga:Istri Menggoda dari Kamar Mandi, Suami yang Tadinya Rebahan Langsung Lari

Atas kejadian itu, Kevin berjanji tak akan lagi membuat konten demikian, serta lebih berhati-hati dalam bersikap terutama membuat video konten publik. Ia juga berjanji akan membuat konten video yang lebih edukatif.

"Ke depannya saya akan berhati-hati dalam membuat video konten dan berjanji akan lebih fokus ke video konten yang bersifat edukasi," katanya.

Sebelumnya, Peneliti dari Pusat Riset Gender dan Anak Unpad, Antik Bintari termasuk yang turut merespon video berdurasi 15 detik itu.

Menurutnya, hal itu bisa dinggap bentuk pelecehan seksual, bahkan pelecehan terhadap fungsi-fungsi reproduksi perempuan.

Antik menjelaskan, jika yang disebut dengan pelecehan seksual itu adalah seluruh tindakan yang berkaitan dengan perilaku seksual, baik lisan, fisik, isyarat, yang bersifat seksual, maka konten itu bisa saja dikategorikan demikian.

"Ekspresi yang dimunculkan, beserta keterangan yang termuat dalam video, seperti mencoba mengaitkan apa yang ada di dalam pikirannya, yang menurut saya tidak senonoh, dengan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan yang sangat sensitif dan sangat intimate," katanya.

Antik menilai, Kevin melecehkan dan menyepelekan aktivitas perempuan yang padahal konteksnya adalah pertaruhan hidup dan mati. Lebih jauh lagi, konten demikian bisa merusak kepercayaan, menimbulkan kekhawatiran dan stereotipe negatif terhadap dokter laki-laki.

Antik menyatakan, konten Kevin menampilkan sebuah sikap seksual yang merendahkan. Konten-konten semacam itu, katanya, banyak bertebaran. Namun, konten ini dinilai fatalnya lantaran menampilkan analogi dokter dengan isu yang sangat sensitif, melahirkan.

"Kita tidak bisa memilih apakah akan ditangani oleh dokter laki-laki atau perempuan. Akhirnya, hanya berdasarkan kepada azas kepercayaan. Jangan lupa, ini berkaitan dengan dunia medis yang tingkat kebergantungan kepada dokter itu tinggi," katanya.

Pelecehan atau sikap merendahkan alat-alat reproduksi dan organ-organ vital perempuan, kata Antik, dipandang dalam perspektif apapun merupakan hal yang tak etis.

Profesi dokter memiliki kode etik, maka Antik yakin bahwa tak hanya aktivis perempuan yang pantas bersuara, tetapi juga sejawat dokter lainnya. Seorang dokter profesional, kata Antik, tak mungkin mengumbar konten demikian.

"Saya langsung menghubungi beberapa rekan saya yang dokter, yang mengajar juga di fakultas tempat dia berkuliah waktu dulu, dan mereka juga langsung kaget. Kemudian setelah diselidiki, akan ada tindak lanjut entah itu teguran atau sanksi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini