Diburu Warga Usai Lebaran, Harga Makanan Eksotis Ini Melejit

Jadi pas hari Idul Fitri harga jengkol wah langsung naik, yang tadinya harga sekitar Rp 50 atau Rp 60 ribu, sekarang jadi Rp100 ribu, tutur Aa.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 17 Mei 2021 | 16:19 WIB
Diburu Warga Usai Lebaran, Harga Makanan Eksotis Ini Melejit
ILUSTRASI-Resep Semur Jengkol Pedas ala rumahan. (Instagram/@susi.agung)

SuaraJabar.id - Jengkol merupakan tanaman eksotis yang memiliki penggemar tersendiri. Tak jarang harganya melambung tinggi ketika jengkol tengah diburu para penggemarnya.

Seperti yang terjadi usai hari raya Lebaran tahun ini. Di sejumlah pasar di Kabupaten Cianjur, harga jengkol tembus hingga Rp 100 ribu per kilogram.

Penyebabnya, permintaan jengkol mendadak naik drastis usai Lebaran. Diduga, para penggemar jengkol menahan diri tidak mengkonsumsi makanan beraroma khas itu selama bulan Ramadhan.

Menurut pedagang jengkol di Pasar Induk Cianjur (PIC), Pasirhayam, Aa (45) mengatakan, kenaikan harga jengkol sendiri sudah sejak Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga:Sampah Warga Depok Meningkat 200 Ton per Hari Selama Lebaran

“Jadi pas hari Idul Fitri harga jengkol wah langsung naik, yang tadinya harga sekitar Rp 50 atau Rp 60 ribu, sekarang jadi Rp100 ribu,” tutur Aa, Senin (17/5/2021).

Menurut Aa, ada dua jenis jengkol yang ia jual. Jengkol yang masih muda bercangkang dan jengkol tua yang tak memiliki cangkang atau yang biasa disebut sepi.

“Iya jadi untuk harganya juga itu berbeda, baik itu jengkol cangkang atau jengkol yang sudah tidak memiliki cangkang,” ujarnya.

Menurut Aa, harga jengkol diprediksi akan naik sampai minggu depan dan setelah itu harga jengkol akan turun kembali.

“Paling minggu depan harga bakal turun lagi menjadi Rp80 ribu atau berapanya belum bisa dipastikan. Tapi yang jelas penurunan pasti ada,” ucapnya.

Baca Juga:Selama Momen Lebaran, Peredaran Uang di Jabodetabek Tembus Rp 34,5 Triliun

Aa mengaku, sudah cukup lama berjualan jengkol di Pasar Induk Cianjur ini dengan mendapatkan stok jengkol dari bandar besar.

“Dapat jengkol dari bandar di sini banyak, jadi gak usah cari keluar. Soalnya di pasar di sini juga sudah banyak bandar yang jual ke lapak-lapak kecil,” jelasnya.

Banyaknya pembeli yang memburu, lanjut Aa, kemungkinan besar disebabkan karena sudah bosan dengan masakan serta olahan daging khas Idul Fitri yang serba bersantan.

“Sudah pada bosan makan daging, makanya jengkol yang dicari. Cocok jadi menu nasi liwet dan tak kalah nikmat dengan menu daging,” ungkapnya.

Namun demikian, kenaikan harga jengkol ini tentunya tidak lepas dari keluhan para pembeli. Karena, lanjutnya, hampir di semua lapak harga jengkol dihargai sama.

“Banyak yang ngeluh, tapi tetap pada beli juga meskipun harganya mahal. Mungkin karena makanan kesukaan jadi harga berapapun pasti dibeli,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak