Kampung Terpencil di Bandung Ini Tak Ada di Google Maps

Akses jalan ke Kampung Lebaksiuh di Kabupaten Bandung Barat masih berupa tanah merah. Banyak tempat di daerah ini juga tidak terjangkau sinyal seluler.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 23 Mei 2021 | 10:49 WIB
Kampung Terpencil di Bandung Ini Tak Ada di Google Maps
Akses jalan menuju Kampung Lebaksiuh, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat adalah bagian dari Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang masih berupa tanah merah. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Kampung Lebaksiuh, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat adalah bagian dari Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun keberadaan pemukiman dengan 24 Kepala Keluarga (KK) itu terisolir.

Perkampungan tersebut nyaris "tidak tersentuh" program pembangunan pemerintah selama Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdiri 13 tahun ini.

Untuk mendapat layanan pemerintah, kesehatan, ekonomi hingga pendidikan warga harus menempuh jarak hingga 9 kilometer.

Kampung Lebaksiuh terletak di tapal batas Kecamatan Cipatat dengan Kecamatan Saguling. Satu-satunya akses jalan yang bisa dipakai warga melalui jalur ke power house PLTA Saguling, melewati perkebunan PTPN VIII, dan lahan Perhutani Bandung Selatan.

Baca Juga:Tampilan Gaza di Google Maps Terlihat Buram, Terungkap Ini Alasannya

Kondisi jalan ke kampung itu hanya jalur setapak yang nyaris tidak tersentuh mulusnya aspal. Hingga kini jalannya masih licin dengan tanah merahnya.

Kontur jalan penuh turunan dan tanjakan diapit perkebunan karet dan hutan pinus. Sebagian terdapat batu-batu besar dan jurang dalam.

Bahkan, khusus Kampung Lebaksiuh sulit diakses lantaran tak masuk google maps. Tak semua sinyal handphone bisa menembus kampung tersebut.

"Ini askes satu-satunya menuju desa, kecamatan, dan pasar. Kalau pun ada jalan lain, itu memutar sangat jauh melewati kecamatan Saguling dan Padalarang," ujar Ketua RW 19, Kampung Lebaksiuh, Jajang saat ditemui belum lama ini.

Puluhan tahun jalan tersebut memang kondisinya rusak parah dan kondisinya sangat buruk. Kala hujan turun, jalan beralaskan tanah itu berubah menjadi lumpur nyaris tak bisa dilewati, lantaran akan berubah jadi kubangan lumpur dan jalur aliran selokan.

Baca Juga:Heboh Penampakan Hewan Misterius di Bandung, Cica: Munculnya Setahun Sekali

Jika dipaksakan lewat dengan kendaraan roda dua, tentunya akan sangat sulit. Apalagi kendaraan roda empat. Lengah sedikit, tentunya kubangan-kubangan lumpur tersebut sudah menanti melumuri tubuh dan kendaraan mereka yang terjebak.

Warga di kampung itu sudah lelah dengan kondisi ini. Sudah beberapa kali mereka mengajukan bantuan kepada pemerintah namun hingga kini nampaknya para pejabat nampaknya "belum tergoda" untuk membangun akses jalan ke Kampung Lebaksiuh.

"Sudah beberapa kali mengajukan bantuan ke pemerintah agar dilakukan pelebaran dan pengerasan. Tapi hingga belum ada," sebut Jajang.

Akses jalan yang sangat buruk itu sangat mengganggu mobilitas warga. Seperti halnya untuk mengangkut hasil bumi, mengingat mayoritas warga di sana berprofesi sebagai petani dan perajin gula aren.

Sementara untuk akses pendidikan, jarak terdekat adalah SDN Jatibaru di Tapal Batas Saguling yang jaraknya sekitar 5 kilometer.

"Kita sangat sulit apalagi kalau hujan. Kalau untuk pendidikan paling dekat ada SDN 2 Jatibaru di Saguling," tutur Jajang.

Bahkan, listrik ke kampung ini baru masuk duatahun lalu. Sebelumnya, mereka hanya mengandalkan penerangan dari satu panel surya yang rusak tersambar petir tahun 2016 lalu.

Kini, warga berharap ada pejabat yang masih berbaik hati yang mau menapaki kaki ke sana hingga maumembangun akses jalan ke Kampung Lebaksiuh. Hal yang diidam-idamkan warga sejak puluhan tahun lalu.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini