SuaraJabar.id - Sebuah pepatah mengatakan "banyak anak banyak rejeki". Masih relevankah pepatah itu di tengah terus naiknya biaya kebutuhan hidup?
Kisah dari pasangan suami istri di Cianjur yang memiliki 15 anak ini mungkin bisa sedikit menjawab pertanyaan itu. Nunung (57) dan Dede (64), warga Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur ini paham betul bagaimana suka duka memiliki banyak keturunan.
Saat keduanya menikah, pasangan suami istri ini tak mengira bakal memiliki anak hingga 15. Namun kata mereka, apa jadinya jika Allah Swt sudah berkehendak.
Lewat rahim Nunung, ada 15 orang anak yang Allah berikan kehidupan. Meskipun, saat ini hanya ada 10 anak yang tumbuh besar dengan baik dan enam di antarannya sudah menikah.
Baca Juga:Anak 5 Tahun Diculik di Balikpapan, Pelaku Naik Motor
Nunung mengatakan, dari 15 orang anaknya tersebut, lima orang anak sudah meninggal dunia. Dua orang meninggal saat masih di dalam rahim dan tiga orang lainnya meninggal saat berusia tiga bulan.
“Tidak sedikitpun merencanakan punya banyak anak. Tapi karena Allah ngasih, ya saya terima dan syukuri. Alhamdulillah dikasih banyak, itu kehendak-Nya” ujar Nunung kepada Cianjur Today-jejaring Suara.com, Senin (5/7/2021).
Nunung mengatakan, anak pertamanya kini sudah berusia 35 tahun. Sedangkan anak yang terakhir berusia 15 tahun dan masih sekolah di bangku SMP.
“Dari 10 orang ini, laki-laki ada delapan orang dan perempuan dua orang. Sementara yang masih sekolah ada tiga orang, sudah menikah enam orang, dan sisanya kuliah dan bekerja,” jelas Nunung.
Nunung mengaku, memiliki banyak anak tentu ada suka dan dukanya. Duka yang Nunung rasakan yakni ketika semua anak-anaknya saat masih kecil. Karena saat itu, belum ada yang bisa membantu perekonomian keluarga.
Baca Juga:Tabung Oksigen di Cianjur Langka!
“Dukanya itu, saat anak-anak usianya masih pada kecil, kesulitan ada pada biaya. Waktu itu pernah masuk sekolahnya barengan, SMA dua orang, SMP dua orang, SD tiga orang, dan TK satu orang,” tutur Nunung.
Dikaruniai 15 Orang Anak
Nunung mengungkapkan, setiap momen kesulitan yang ia dan suami alami, selalu dihadapi dengan keteguhan hati, kesabaran, doa, serta ikhtiar.
Sebab, dengan mengandalkan pemasukan ekonomi keluarga sebagai penjahit, Nunung dan suaminya harus bekerja keras, agar bisa mencukupi kebutuhan rumah dan anak-anaknya.
“Alhamdulillah Allah Swt selalu kasih jalan, kelancaran, dan kemudahan. Saya percaya bahwa banyak anak tentu banyak rezeki, karena manusia dilahirkan di dunia pasti dengan rezekinya. Jangankan manusia, binatang pun Allah Swt sudah jamin rezekinya,” paparnya.
Nunung pun mengungkapkan rasa sukanya memiliki anak banyak. Yaitu saat menjelang masa tua, anak-anaknya sudah bekerja dan bisa membantu adik-adiknya sekolah dan membiayai kehidupan sehari-hari.
“Sukanya sekarang. Saya dan suami dibantu sama anak yang sudah pada kerja buat biaya adiknya sekolah sama kehidupan sehari-hari,” bebernya.
Nunung mengatakan, tidak memiliki strategi khusus dalam hal pengasuhan atau mengurus anak. Namun ia berudaha tetap menanamkan nilai-nilai agama pada semua anaknya.
“Tidak ada strategi khusus. Biarkan mengalir saja Allah yang atur, kita berusaha pasti ada jalan. Alhamdulillah punya anak pada soleh dan solehah, nggak macam-macam dalam pergaulan yang negatif,” sambungnya.
Nunung dan keluarga mengatakan, ia pun cukup terbantu dengan adanya program bansos dari pemerintah. Baik dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun dari Program Keluarga Harapan (PKH) untuk biaya anak-anak sekolah.
Nunung mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB) seperti yang gencar disosialisasikan pemerintah.
“Saya punya darah tinggi, jadi nggak boleh di KB. enggak boleh minum obat juga, terkecuali pake IUD. Tapi saya nggak mau, makanya sampai sekarang gak pernah di KB,” tandasnya.