SuaraJabar.id - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan memutuskan untuk meniadakan pelaksanaan salat Idul Adha berjamaah baik di masjid maupun di lapangan. Sebab, pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat masih berlangsung.
Teranyar terbit Surat Edaran Menteri Agama nomor 17 tahun 2021 tentang Peniadaan Sementara peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Salat Idul Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban 1442 H di Wilayah PPKM Darurat.
"Kemarin pak gubernur juga sudah membuat surat edaran bahwa salat Idul Adha ditiadakan, pelaksanaannya di rumah masing-masing saja," kata Hengky saat dihubungi, Minggu (18/7/2021).
Selain itu, pemotongan hewan kurban juga akan mengikuti aturan pemerintah pusat terkait teknis pelaksanaan pemotongan hewan kurban supaya tidak terjadi kerumunan, termasuk saat pembagian daging hewan kurban.
Baca Juga:Berlomba Banting Harga! Menjamurnya Bisnis Tes Covid di Jakarta jadi Ladang Cuan Baru
Pemotongan hewan kurban diserahkan ke Rumah Potong Hewan (RPH). Untuk pembagian daging kurban pun akan diserahkan oleh panitia kurban ke setiap rumah warga supaya penerapan protokol kesehatan tetap terjaga.
"Nanti ada panitia khusus yang akan mendatangi rumah warga, untuk membagikan daging kurban, jadi tidak berkerumun di satu tempat," ucapnya.
Hengky meminta Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan, desa hingga RT dan RW lebih responsip dalam menangani pasien Covid-19. Khususnya menjalani isolasi mandiri.
Ia tidak ingin ada warganya yang sedang menjalani isolasi mandiri mengalami kesulitan dalam mengakses berbagai kebutuhan, baik berupa kebutuhan obat-obatan maupun kebutuhan pokok.
"Kita ingin masyarakat yang isoman itu betul-betul juga mendapat perhatian. Jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lantaran terlambatnya penanganan," imbuhnya.
Baca Juga:Idul Adha Saat PPKM Darurat, Pertamina Pastikan Pasokan BBM, LPG dan Avtur Berjalan Lancar
Hengky mengatakan, jika ada pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri mempunyai keluhan gejala klinis pihak RT dan RW segera melakukan laporan ke desa yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh pihak kecamatan.
"Kalau misal kemudian desanya yang tidak membantu dan segala macam, boleh dilaporkan ke Pemda Bandung Barat," jelasnya.
Sejauh ini hampir di seluruh wilayah kesulitan mendapatkan tabung oksigen medis. Oleh karena itu, dirinya meminta masyarakat yang mempunyai tabung oksigen medis kosong untuk sukarela dipinjamkan.
"Terus yang paling penting bahwa bagi masyarakat yang misalnya sudah sembuh dan memiliki tabung oksigen dirumah nganggur, tolong pinjamkan ke yang sakit misalnya tetangga karena tabung oksigen medis tidak diproduksi di Indonesia," katanya.
Pihaknya berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk memastikan bahwa pasokan oksigen di Kabupaten Bandung Barat untuk pasien Covid-19 yang bergejala klinis aman.
"Untuk pasokan oksigen kita kolaborasi dengan Provinsi Jabar untuk minta selalu disupport. InshaAllah tidak ada masalah kalau untuk pengisiannya," pungkasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki