Menjual Kain Sarung
Bahkan, dia harus menjual semua kain sarung yang ada di lemari miliknya untuk tetap bertahan hidup di tengah Pandemi Covid-19 yang tidak tahu sampai kapan berakhir.
"Sampai kain sarung pemberian dari teman-teman kami jual, karena saking tidak ada uang untuk makan," katanya.
Itu pun hanya bisa membuatnya bertahan hidup sementara. Saat uang hasil penjualan barang-barang tersebut habis, bapak dua anak ini ini pun mencari tanaman sayur-sayuran di pinggir sungai untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Baca Juga:Peneliti Ungkap Dampak Pandemi Covid-19 untuk Kesehatan Mental: Bikin Cemas dan Khawatir
![Pegiat Seni Tradisi Sanggar Sendi Akar Randu Alas, Adi Kardila. [Suara.com/Abdul Rohman]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/08/30/90263-pegiat-seni-tradisi-sanggar-sendi-akar-randu-alas-adi-kardila.jpg)
Mulai dari daun kangkung, daun singkong dan daun kelor di pinggir sungai yang ditemuinya pun dijadikan lauk pauk dengan hanya dicampur garam dan bumbu seadanya.
"Selama pandemi Covid-19, kami makan seadanya. Kalau lagi tidak ada uang, kami cari sayur-sayuran di pinggir sungai yang dimasak dengan garam dan bumbu seadanya."
Bantuan Pemerintah
Diakuinya selama ini belum tersentuh bantuan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Padahal, dirinya telah mengajukan bantuan ke dinas terkait. Namun hingga saat ini, ia belum menerimanya.
"Bantuan dari pemerintah, kami belum pernah dapat. Padahal sudah mengajukan, tapi sampai sekarang belum ada kabar baiknya," katanya.
Baca Juga:Respons pada Dampak Pandemi, Kemnaker Terbitkan Kepmenaker No. 104 Tahun 2021
Mengingat kondisi seperti ini, ia berharap pemerintah segera melonggarkan aktivitas para pelaku seni untuk melakukan pentas di berbagai iven. Agar para pelaku seni ini, mendapatkan penghasilan dari kegiatan Pentas.