SuaraJabar.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengingatkan agar semua pelaku wisata dan masyarakat tak terlalu larut dalam euforia.
Seperti diketahui, kunjungan wisatawan ke Bandung Barat khususnya Lembang trennya mengalami kenaikan meskipun objek wisatanya semuanya belum dibuka sepenuhnya.
Namun keberadaan resto, kafe hingga penginapan yang bernuansa alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
"Meningkat, sudah ramai. Sekarang lagi pada menikmati. Tapi jangan sampai terlena," imbuh Wakil Ketua PHRI KBB Eko Supriyanto saat dihubungi Suara.com pada Jumat (15/10/2021).
Baca Juga:Menparekraf Sandiaga Uno Pesan Lukisan Mural Peserta Desa Wisata
Dikatakannya, di satu sisi dirinya bersyukur bisnis pariwisata di Bandung Barat kembali menggeliat usai terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang diikuti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat-Level 1-4.
Namun lantaran pandemi Covid-19 belum berakhir, Eko meminta kepada semua pihak dari mulai masyarakat, pengusaha hingga pemerintah untuk konsisten dalam melakukan antisipasi dan pencegahan penularan virus tersebut.
"Yang perlu diperhatikan jangan sampai ada gelombang ketiga jadi harus kerja sama antara warga pengusaha dan pemerintah sebagai pengendali," tegas Eko.
Salah satu objek wisata yang diminati ditengah pandemi Covid-19 Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang.
Meski belum 100 persen dibuka, namun objek wisata yang terletak di Jalan Tangkuban Parahu itu masih memiliki daya tarik untuk dikunjungi.
Baca Juga:Thailand Berencana Menunjuk Lisa BLACKPINK Sebagai Duta Pariwisata
Keberadaan penginapan bernuansa glamour camping (glamping) dan resto yang berada di tengah-tengah hutan pinus jadi alasan utamanya.
"Kita kan yang baru buka itu resto sama penginapan saja. Kalau rekreasinya kita masih batasi," kata General Manajer TWGC, Sapto Wahyudi.
Diakuinya, kunjungan wisatawan belakangan ini memang mengalami kenaikan. Akhir pekan ini saja, semua penginapan sudah terisi penuh dari total 50 persen yang disyaratkan sesuai aturan.
"Total di kami ada 100 unit kamar, tapi kita hanya buka maksimal 50 unit saja dan itu sudah terisi semua," terang Sapto.
Pembatasan kapasitas itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu, oiahknya juga mensyaratkan vaksinasi Covid-19 apabila ingin menikmati liburan di TWGC.
"Kalau yang minta reservasi itu lebih dari 50 persen, tapi kita tetap batasi. Kita sarankan untuk dijadwal ulang," pungkasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki