Santri dan Kiai Rela Mati demi NKRI, Ridwan Kamil: Uwa Saya Belum Ditemukan Jasadnya

"Sekarang santri harus kuat melawan ideologi-ideologi yang mengancam pancasila, NKRI dan nilai-nilai pada ikrar santri," ujar Ridwan Kamil.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 15:30 WIB
Santri dan Kiai Rela Mati demi NKRI, Ridwan Kamil: Uwa Saya Belum Ditemukan Jasadnya
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembina upacara peringatan hari santri tingkat Jabar di lapangan Gasibu Bandung, Jumat (22/10/2021). [ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar]

SuaraJabar.id - Tak sedikit santri dan kiai di Indonesia yang memiliki peran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tak sedikit juga dari mereka yang rela berkorban nyawa demi Indonesia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dari tanah Jabar banyak kiai dan santri yang berkorban nyawa membela kemerdekaan Indonesia, termasuk keluarganya.

"Uwa saya sahid sampai hari ini belum ditemukan jasadnya saat perang melawan Belanda di Ujungberung," kata Ridwan Kamil yang kerap disapa Kang Emil ini saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Santri tingkat Jabar di lapangan Gasibu Bandung, Jumat (22/10/2021).

Dengan peserta terbatas dan menerapkan protokol kesehatan, upacara di lapangan Gasibu merupakan pertama kalinya setelah sekian lama ditutup karena COVID-19.

Baca Juga:Pakai Sarung ke Kantor, Gubernur Ganjar: Untuk Satukan Semangat Nasional di Hari Santri

"Ini pertama kali buka setelah sekian lama karena COVID-19," kata Ridwan Kamil.

Menurut Kang Emil, peringatan hari santri setiap tanggal 22 Oktober sangat penting agar bisa terus membawa semangat hubul waton minal iman, karena bela negara juga merupakan bagian dari iman.

Resolusi jihad pada 22 Oktober 1945, merupakan cikal bakal lahirnya hari santri, menjadi penyemangat saat pertempuran melawan penjajah di Surabaya.

Pada upacara peringatan Hari Santri tingkat Jabar tersebut, Kang Emil membacakan pidato Menteri Agama RI. Adapun tema nasional yang diangkat pada hari santri tahun ini yaitu santri siaga jiwa raga.

Menurut Kang Emil, tema tersebut bermakna santri di era dulu selalu siaga melawan penjajah dan di masa kini santri harus kuat melawan ideologi-ideologi yang mengancam negara.

Baca Juga:Peringati Hari Santri, Gubernur-DPRD Jateng Pakai Sarung ke Kantor

"Sekarang santri harus kuat melawan ideologi-ideologi yang mengancam pancasila, NKRI dan nilai-nilai pada ikrar santri, para santri harus terdepan untuk meluruskannya," ujarnya.

Santri siaga jiwa raga juga memiliki arti keteladanan dalam melawan pandemi COVID-19 melalui ketaatan menerapkan protokol kesehatan dan menyukseskan vaksinasi agar bisa kembali normal.

Kang Emil mengatakan selain ditetapkannya hari santri pada 2015, ada dua peraturan penting lain yang mendukung santri dan pesantren di Indonesia, yaitu lahirnya Undang-undang Pesantren dan terbaru Peraturan Presiden tentang dana abadi untuk pengelolaan pesantren dan Jabar juga menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerbitkan Perda Pesantren.

"Saya sampaikan provinsi pertama di Indonesia yang memiliki Perda Pesantren setelah UU Pesantren itu terbit adalah Jabar," kata Kang Emil.

Perda tersebut merupakan komitmennya, sebab baik Kang Emil maupun panglima santri Jabar Uu Ruzhanul Ulum berasal dari keluarga besar pesantren.

"Ini bagian dari komitmen saya dan Pak Uu waktu Pilgub, karena kami berdua datang dari keluarga besar pesantren yang berkomitmen melahirkan pondasi keberpihakan secara legal formal yaitu Perda Pesantren," katanya.

Dengan Perda Pesantren tersebut, infrastruktur maupun dukungan santri lainnya akan lebih mudah dan cepat.

"Maka saya titip ke para santri harus jadi SDM unggul di masa depan," kata Kang Emil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini