Berawal dari Iseng, Tiga Pelajar di Pangandaran Raut Jutaan Rupiah dari Bisnis Layangan

Alhamdulillah membuahkan hasil dari menjual layangan. Bahkan, kami bisa membantu orang tua di rumah, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, ujar pelajar asal Pangandaran itu.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 03 November 2021 | 14:45 WIB
Berawal dari Iseng, Tiga Pelajar di Pangandaran Raut Jutaan Rupiah dari Bisnis Layangan
Pelajar dari Desa Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sukses meraup uang dari hasil jualan layangan. [HR Online]

SuaraJabar.id - Dua orang pelajar SMA yakni Irfan dan Ujang, serta satu pelajar SMP bernama Regi di Pangandaran berhasil meraup uang jutaan rupiah dari bisnis layangan.

Tiga pelajar itu berasal dari Desa Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. Mereka awalnya iseng membuat layangan.

Para pelajar itu pertaa kali belajar membuat layangan dari Harto. Harto menuturkan, bahwa awal mula ketiga pelajar itu bisa hasilkan uang dari jualan, adalah dari hobi bermain layangan.

Kemudian, mereka bertiga iseng membuat sebuah layangan tradisional jenis sawangan, dengan mendapat bimbingan dari Harto.

Baca Juga:7 Tanaman Hias Jenis Alocasia Paling Dicari Banyak Orang di Tahun 2021

Melihat hasil karya begitu bagus, lama kelamaan anak-anak yang lain menginginkan layangan mereka buat.

“Selanjutnya, kami berempat pun memproduksi layangan dan kemudian dijual,” tuturnya, Selasa (3/11/2021).

Sementara untuk mempercepat proses pembuatan, ketiganya sudah memiliki porsi masing-masing. Yaitu, satunya mendesain atau merancang, dan yang lainnya menerapkan bahan dari plastik.

“Ya tentunya plastik itu dari berbagai warna. Hal tersebut menyesuaikan dengan pesanan dari pembeli,” katanya.

Selain menjual layangan untuk daerah sekitar, mereka juga jual ke berbagai daerah di wilayah Kabupaten Pangandaran.

Baca Juga:Raffi Ahmad Bangun Kerajaan Bisnis RANS dari Garasi Kecil

Bahkan, layangan dair berbagai jenis dan ukuran yang mereka buat, sudah merambah luar Pangandaran.

“Bukan hanya itu, mereka juga menjual layangan tersebut via online,” ucapnya.

Harto mengatakan, bahwa memproduksi layangan tradisional tersebut kini sudah berlangsung 3 bulan lebih.

Sedangkan dari hasil menjual layangan, Harto membagikannya kepada 3 pelajar yang ikut membuat layangan tersebut.

“Hasil dari penjualan, bisa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan sekarang sudah tidak minta uang saku ke orang tua,” pungkasnya.

Sementara itu, Irfan mengatakan, setelah mendapat bimbingan dari Harto, kini ia dan 2 temannya sudah bisa membuat layangan berbagai corak dan variasi.

“Seperti layangan sawangan jenis kapal, walet dan lainnya,” katanya.

Meski kini ia bersama 2 temannya sibuk bikin layangan tiap hari, namun tidak sampai mengganggu sekolahnya.

Sebab, membuat layangan sepulang sekolah. Atau, memanfaatkan waktu luang lainnya di luar sekolah.

“Alhamdulillah, bisa mengisi waktu senggang sepulang sekolah dengan kegiatan yang positif,” ucapnya.

Lebih lanjut Irfan menuturkan, bahan yang ia gunakan untuk membuat layangan, yakni bambu, benang, lem dan plastik dari berbagai warna.

Sementara untuk harga layangan, ia menjual kepada pembeli sesuai dengan besar kecilnya ukuran. Mulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu per satu layangan.

Ia mengaku, bahwa dalam sebulan mampu terjual sebanyak 50 sampai 70 layangan, dengan berbagai ukuran.

Irfan menambahkan, semenjak bisa usaha sendiri meskipun dari layang-layang, namun kini mereka bertiga sudah tidak lagi meminta uang saku kepada orang tua.

“Alhamdulillah membuahkan hasil dari menjual layangan. Bahkan, kami bisa membantu orang tua di rumah, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini