Kepala Sekolah SMPN 1 Cimahi Terlibat Baku Tembak di Cibabat

Ia terlibat dalam berbagai pertempuran di Cimahi melawan penjajah. Di antaranya pertempuran di Cibabat, Pasukan Cihanjuang dan penyergapan konvoi sekutu.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 30 November 2021 | 06:30 WIB
Kepala Sekolah SMPN 1 Cimahi Terlibat Baku Tembak di Cibabat
Kampus SMP Negeri 1 Cimahi. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - SMPN 1 atau dikenal Gree One merupakan salah satu sekolah menengah pertama di Kota Cimahi yang terletak di Jalan Raden Embang Artawidjaja. Sekolah dan nama jalannya berkaitan dengan Pemerintah Hindia-Belanda.

Jauh sebelum berganti nama, SMPN 1 Cimahi merupakan sekolah pribumi yang dibangun Hindia-Belanda sekitar tahun 1926 yang dikhususkan bagi menak-menak. Dulu namanya ialah Hollandsch-Inlandsche School (HIS).

Dibangunnya sekolah tersebut oleh Pemerintah Hindia-Belenada puluhan tahun lalu dikarenakan semakin banyak anak-anak tentara KNIL dan anak-anak dari pejabat pribumi yang membutuhkan akses pendidikan.

"HIS itu sekolah Belanda yang boleh dimasuki oleh anak pribumi dengan syarat tertentu seperti anak anak pejabat atau menak," terang Ketua Komunitas Tjimahi Heritage kepada Suara.com pada Senin (29/11/2021).

Baca Juga:Kabur dari Hotel Karantina Covid-19, Polisi Belanda Tangkap Suami Istri di Belanda

Berpindahnya kekuasaan ke tangan Jepang tahun 1942 pun mengubah nama sekolah tersebut menjadi Sekolah Rakyat (SR) No 3 Cimahi. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya tahun 1945 nama sekolah diganti menjadi SR No 4 Cimahi.

"Setelah merdeka, dikenal sebagai sekolah Ambon karena banyak anak keturunan Ambon yang sekolah di sana," kata Machmud.

Beberapa tahun setelah merdeka, SR menjadi sebuah sekolah swasta dengan nama SMP Parki. Setelah melewati beberapa perubahan dan perkembangan, akhirnya tahun 1950 berdirilah SMP Negeri 1 Cimahi dengan dipimpin pertama kali oleh Bapa Rd. Samad Bratawijaya.

Pada saat itu sekolah ini memiliki 9 ruang, yang digunakan untuk kelas sebanyak 8 ruang dan satu untuk ruang Guru, TU dan Kepala Sekolah.

Tahun ke tahun SMPN 1 terjadi perkembangan dan pembangunan serta rehabilitasi sarana sekolah. Meski begitu, jejak pembangunan zaman Belanda masih tersisa.

Baca Juga:Viral "Hujan uang Koin" Rp70 Juta di Depan Masjid Agung, Ini Penjelasan Polisi

Kepala Sekolah SMPN 1  Merupakan Pejuang Kemerdekaan

SMPN 1 Cimahi sendiri terletak di Jalan Raden Embang Kartawidjaja, nama salah satu tokoh pejuang Cimahi yang pernah menjadi kepala sekolah tersebut sekitar tahun 1962-an. Selain berjasa dalam bidang pendidikan, ternyata Rd Embang merupakan pejuang yang bahu-membahu untuk mempertahankan kemerdekaan.

Ia terlibat dalam berbagai pertempuran di Cimahi melawan penjajah. Di antaranya pertempuran di Cibabat, Pasukan Cihanjuang, penyergapan konvoi sekutu hingga pertempuran heroik 4 hari 4 malam.

Pertempuran paling heroik terjadi di sekitar Penjara Poncol di Kalidam dan Jalan Gatot Subroto yang dulunya tangsi dijadikan tangsi Belanda.

Pertempuran itu digawangi berbagai kompi, laskar, Badan Keamanan Rakyat (BKR) hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR) itu terjadi selama 4 hari 4 malam.

Hanya saja serangan itu tak berbuah dengan kemenangan mengingat persenjataan pejuang pribumi yang sangat terbatas.

Kemudian setelah itu pasukan yang diisi Embang Artawidjaja mengungsi ke selatan.

"Dalam perjalanan tersebut Pak Tanos (Kompi) terkena mortir, kemudian Pak Embang yang mengambil alih pasukan untuk mengungsi ke daerah selatan," sebut Machmud.

Raden Embang Artawidjaja juga disebut merupakan salah satu sosok yang menggerakan warga agar berkumpul di Alun-alun Cimahi untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Ia wafat pada tahun 1967, hingga namanya dijadikan sebuah nama jalan di Kota Cimahi.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini