Kembali Beredar di Pasar Tradisional, Harga Tahu dan Tempe di Cimahi Naik Rp 500

"Saya biasanya omzet Rp 3 juta per hari, berarti hilangnya pendapatan Rp 9 juta selama enggak jualan," ujar seorang penjual tahu.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 24 Februari 2022 | 11:33 WIB
Kembali Beredar di Pasar Tradisional, Harga Tahu dan Tempe di Cimahi Naik Rp 500
Penjual tahu tempe di Pasar Atas Baru Kota Cimahi terpantau mulai kembali berjualan pada Kamis (24/2/2022) setelah sempat mogok jualan selama tiga hari. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Tahu dan tempe akhirnya melapak kembali di pasar tradisional Kota Cimahi pada Kamis (24/2/2022), setelah sebelumnya menghilang selama tiga hari.

Para pedagang tahu dan tempe tidak berjualan sejak Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) setelah tidak mendapat pasokan dari perajin yang sedang mogok produksi akibat naiknya harga kedelai.

Berdasarkan pantauan Suara.com di Pasar Atas Baru pada Kamis (24/2/2022), sejumlah lapak kios yang selama tiga hari kosong kini sudah diisi kembali oleh pedagang untuk berjualan tahu dan tempe.

"Iya udah jualan lagi. Kemarin 3 hari off karena kan dari sannaya enggak produksi," kata Dani Ramdhani (44), salah seorang pedagang tahu dan tempe.

Baca Juga:Tahu Tempe di Pasar Bogor Kembali Beredar, Tapi Ukurannya Mengecil

Namun, harga jual tahu dan tempe kini naik Rp 500. Untuk tahu ukuran kecil, pedagang kini menjual dengan harga Rp 3.500 dari sebelumnya Rp 3.000 per bungkus untuk isi 10 biji.

"Kalau yang ukuran sedang itu jadi Rp 5 ribu dan ukuran besar Rp 6 ribu per bungkus. Naik Rp 500," ucap Dani.

Kondisi naiknya harga itupun sangat berdampak terhadap penjualan. Menurut Dani, kini pembeli mulai mengurangi jumlah pembeliannha baik untuk tahu maupun tempe.

"Misalnya yang biasanya beli 10 bungkus, sekarang jadi 8 bungkus tahu," tuturnya.

Untuk harga tempe pun naik Rp 500 per batangnya. Kini rata-rata ia menjual tempe Rp 8.000 dari harga sebelumnya yang hanya Rp 7.500 per batang.

Baca Juga:Kedelai Sampai Minyak Goreng Mahal, Kini Giliran Harga Daging Sapi di Bekasi Naik

"Iya dinaikin karena dari produsennya udah naik karena kedelai mahal. Saya dikirim dari Lembang," ujar Dani.

Dani melanjutkan, selama tidak berjualan tiga hari, ia kehilangan pendapatan hingga Rp 9 juta. Sebab, sebelumnya rata-rata omzet yang didapatnya dari berjualan tahu dan tempe mencapai Rp 2-3 juta setiap harinya.

"Saya biasanya omzet Rp 3 juta per hari, berarti hilangnya pendapatan Rp 9 juta selama enggak jualan. Tahun lalu juga sama pernah mogok kaya gini," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini