SuaraJabar.id - Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Cimahi menjadi yang salah satu yang tertinggi di Jawa Barat. BOR Kota Cimahi kini menempati urutan kedua di antara daerah lainnya di Jawa Barat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, keterisian tempat tidur khusus pasien COVID-19 sudah mencapai 371 orang atau 72,89 dari total 509 bed yang disediakan di enam rumah sakit rujukan pasien COVID-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi Dwihadi Isnalini menjelaskan, tingginya BOR rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Kota Cimahi dikarenakan banyak pasien yang berasal dari luar daerah yang dirawat di Kota Cimahi.
"Berdasarkan data itu yang Cimahi hanya 117 orang, sementara dari luar daerah ada 254 orang. Jadi persentasinya tinggi. Jadi kalau warga Cimahi hanya 30 persen," jelas Dwihadi saat ditemui pada Rabu (2/3/2022).
Baca Juga:Kasus COVID-19 di Jawa Barat Berpotensi Melonjak Usai Long Weekend Akhir Februari Kemarin
Dikatakannya, BOR rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Kota Cimahi sempat menyentuh angka 80 persen. Namun kini mengalami penurunan setelah adanya pasien yang sembuh.
"Beberapa hari kemarin kita sempat 80 persen tapi sekarang mulai turun," ucap Dwihadi.
Dirinya mengungkapkan, BOR rumah sakit rujukan COVID-19 sendiri terus dilakukan penambahan. Bahkan kini melebihi 30 persen dari kapasitaa tempat tidur yang disediakan enam rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Cimahi.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Kapasitasnya sudah 509 tempat tidur, sudah melebihi 30 persen yang seharusnya 475 bed," sebutnya.
Baca Juga:Sempat Viral Lantaran Disebut 'Enggak Rame', Alun-alun Cimahi Bakal Dapat Sentuhan dari Ridwan Kamil
Sementara untuk kasus COVID-19 di Kota Cimahi, lanjut Dwihadi, kondisi saat ini mulai membaik. Tercatat kini kasus terkonfirmasi aktifnya tersisa 984 orang. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan yang terlaporkan hari sebelumnya yang mencapai 1.000 lebih.
"Sekarang kasusnya transmisi lokal semua. Banyak yang klaster keluarga," ucapnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki