SuaraJabar.id - Aten Sutisna (53) sopir minibus yang terjun ke jurang di Jalan Pasirpogor, RT 02/09, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menceritakan insiden maut yang dialaminya bersama keluarganya.
Seperti diketahui, satu keluarga tersebut mengalami kecelakaan tunggal yang menewaskan tiga orang pada Jumat (29/4/2022). Padahal, sekitar 2 kilometer lagi sampai ke kampung halamannya di Kampung Pasirpogor RT 02/09 Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Bandung Barat.
Aten mengaku sudah terbiasa melintas jalan menuju kampungnya di malam hari, meski kontur jalannya cukup curam dan berbahaya lantaran dipenuhi dengan tanjakan dan turunan serta belokan tajam.
Padahal, jalannya hanya bisa memuat satu mobil saja. Bahkan nyaris di sepanjang jalan di sampingnya terdapat jurang dan tidak ada penerangan sama sekali.
Baca Juga:Kecelakaan Maut di Bandung Barat, Minibus Terjun ke Jurang Cililin, 3 Orang Meninggal Dunia
Aten beserta istri dan ketiga anaknya merupakan pemudik dari daerah rantau di Jakarta. Ia bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di ibu kota tersebut dan memutuskan pulang kampung pada Idul Fitri tahun ini.
Selama perjalanan mudik, tak ada hambatan sejak melaju dari Jakarta, terkecuali kepadatan lalu lintas hingga ia sampai ke rumah anaknya di daerah Cililin. Setelah beristirahat sejenak di Cililin, Aten dan keluarganya melanjutkan perjalanan pada malam hari melewati jalan pegunungan.
"Masuk tanjakan pertama, ada benjolan batu besar, saya terlalu ke kanan. Mundur lagi," tutur Aten saat ditemui di kediamannya.
Setelah itu Aten melanjutkan perjalanannya. Hanya saja sang istri merasa sedikit syok saat di tanjakan pertama. Namun Aten meyakini bisa melahap jalan yang menanjak dan berkelok lantaran sudah terbiasa.
"Saya bilang kuat kok. Jalan terus sampai tikungan tajam. Enak aja, aman-aman aja," ujar Aten.
Baca Juga:Mobil Pemudik Terperosok ke Jurang Lintas Kerinci, Begini Kondisinya
Setelah melahap sejumlah tanjakan, sampailah minibus yang dikendarai Aten di jalan yang konturnya agak mendatar. Hanya saja ketika di lokasi, ia melihat seperti ada gundukan tanah sisa longsor, padahal tidak ada.
Aten pun memutuskan untuk mengambil arah kiri yang dilihatnya seperti rumput berwarna hitam.
"Saya enggak ngantuk, sangat sadar sekali. Tapi saya lihat sebelah kanan kok seperti bekas tanah longsor. Padahal ternyata enggak, lalu saya menghindari agak ke kiri pelan," kata Aten.
Setelah itu, Aten membanting stir kendaraan ke sebelah kanan dan langsung menginjak gas. Bukannya maju, kendaraan minibus tersebut malah jungkir balik ke dasar jurang. Aten yang masih sadar terus mengucap istigfar.
"Pas jungkir terakhir itu kaya terbang, langsung bruk kenceng. Saya denger ada suara air, saya keluar mobil gelap, minta tolong tapi enggak ada orang," terang Aten.
Tak lama berselang, ia mendengar suara tangisan bayi yang ternyata anak bungsunya masih diberikan mukjizat.
Bayi berusia delapan bulan bernama Shiza itu masih hidup. Sementara, isti tercinta Rina Andriyanti (38) meninggal dunia beserta kedua anaknya bernama Dikri serta Dilva.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki