Selepas lulus sekolah, HTJ kemudian merintis usaha kecil-kecilan sebagai pengusaha mebel.
“Saya jual barangnya ke orang-orang di kampung dengan itulah kita menghasilkan pundi-pundi untuk bagaimana kita bisa melangkah ke depan supaya kita bisa dipandang orang. Jadi mohon maaf kan untuk mengangkat derajat itu menjadi ukurannya kan sosial ekonomi,” katanya.
Usahanya tersebut membuahkan hasil, ia akhirnya mencoba peruntungan dengan menjadi juragan angkot. Kala itu, Tajudin mengaku punya enam unit angkot sekaligus.
Setelah tiga tahun dirasa cukup, akhirnya ia mempercayakan operasional angkot pada para sopir. Dirinya hanya memantau.
“Nah di situlah mungkin ya titik awal kebangkitan saya dan istri,” jelasnya.
Kemudian, Tajudin melebarkan sayap usahanya dengan merintis usaha properti. Dan lagi-lagi, usahanya membuahkan hasil. Ia bahkan sempat mencatatkan diri dalam rekor penjualan unit rumah terbanyak dalam satu hari, yakni 50 rumah.
Selanjutnya, ia mendapat tawaran untuk masuk ke dunia politik.
“Saya cobalah di 2014 untuk bisa dapat berkiprak demi masyarakat.”
Menurut Tajudin, dengan cara politik itulah dirinya bisa berbuat lebih banyak untuk warga sekitar. Maka ia pun memutuskan untuk ikut Pemilihan Legislatif Kota Depok.
“Saya ingin dapat berbuat untuk masyarakat tapi di satu sisi saya terbatas dengan kemampuan ekonomi, ya walaupun saya ada usaha juga tapi kan enggak bisa juga kalau saya ingin berbuat untuk masyarakat Depok masyarakat Cinere Limo dengan menggunakan apa namanya uang kita sendiri,” tuturnya.