Kepulan Asap Pembakaran Batu Bara PLTU Menyiksa Kami

Pembakaran batu bara di PLTU 1 Indramayu selama 24 jam nonstop membuat warga desa tersiksa

Galih Prasetyo
Kamis, 03 November 2022 | 12:05 WIB
Kepulan Asap Pembakaran Batu Bara PLTU Menyiksa Kami
PLTU 1 Indramayu yang berlokasi di Jl. Raya Sukra, Sumuradem, Kec. Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Suara.com/Danan Arya)

"Di bulan akhir 12, 1, 2, dan 3 musim barat, minggir lagi ini nangkap ikan dan udangnya tidak jauh 3 akhir,4, dan 5, ke tengah lagi,"

Sedangkan di musim timur menangkap ikan secara tidak jauh ada dibulan Juni, Juli, Agustus, September selanjutnya Oktober, November, Desember nelayan kembali mejauh dari bibir pantai.

"Bisanya kalau musim timur, udang minggir, panen lah ya. Menangkap ikannya di bibir pantai, takeran ikan dan udang terdorong ombak, itu dapat di bulan 6,7,8,9.Dibulan 10, 11, 12 adanya di tengah karena tenang posisinya," sambung Aji.

Kondisi Desa Nelaya di Ujung Gebang, Indramayu, Jawa Barat (Trend Asia)
Kondisi Desa Nelaya di Ujung Gebang, Indramayu, Jawa Barat (Trend Asia)

Akibat kehadiran PLTU 1 Indramayu, Aji kadang enggan untuk melaut. Ia mengaku akan merugi jika modal bahan bakar tak sebanding dengan hasil tangkapan. Ia pun kadang alih profesi menjadi petani atau buruh harian lepas demi menyambung hidup.

Baca Juga:Kemenangan Rakyat Cirebon Makin Kuat, ESDM Didesak Cabut Izin Lingkungan PLTU Tanjung Jati A

"Ya kerja di pertanian, kadang di bangunan apa saja, ada juga masyarakat sini yang ikut kapal besar cari ikan sampai Papua," keluh Aji.

Keluhan tak jauh berbeda juga diungkap oleh Mitra (37), perajin terasi. Ia mengeluh tangkapan udang sejak ada PLTU 1 Indramayu menurun drastis.

Mitra mengungkap sebelum adanya PLTU 1 dirinya bisa mendapatkan udang rebon sekitar 30 Kilogram akan tetapi sekarang untuk mencari lima kilogram saja sudah sangat sulit.

Lahan yang awalnya luas untuk mencari udang rebon kini menyusut akibat bangunan PLTU 1 Indramayu, oleh sebab itu 80 nelayan rebon dibagi waktu dalam mencari rebon.

"Dulu mah enak, artinya lahannya kan luas tapi kalau sekarang mah saya juga kalau secara pergantian shift nya saya tuh malem. Iya kan lahannya sedikit, jadi dari pagi-sore. Nah giliran saya sore sampai jam 12 malam jam 1. Jam 2 pulang nyari udang di bibir pantai," ucap Mitra.

Baca Juga:Rentetan Kiamat Warga Indramayu Pasca Tembok Beton PLTU Berdiri

Shif-shif untuk mencari udang rebon mulai dijalankan warga Desa Ujung Gebang sejak PLTU 1 Indramayu beroperasi.

"Ya kita kan punya ide, kalau kita dibarengin mencari udang rebon setiap pagi, kemungkinan orang tua itu gak kebagian jadi lebih baik kita mengalah supaya sama-sama dapat. Walaupun dapatnya engga seberapa," ungkapnya.

Kontributor : Danan Arya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini