SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespon adanya aksi penghadangan terhadap kendaraan pengangkut bantuan untuk korban gempa Cianjur. Ia bahkan menyerahkan warga yang akan menyerahkan bantuan untuk meminta pengawalan kepolisian.
"JIKA ADA GANGGUAN OKNUM, Saat memberikan bantuan kepada para pengungsi bisa hubungi kepolisian via No hape Bpk Kapolda Jabar 082128667356," tulis Ridwan Kamil dalam akun Instagram pribadinya, Kamis (24/11/2022).
Ridwan Kamil juga memberikan solusi bagi korban gempa Cianjur yang belum mendapatkan bantuan.
"Jika masih ada yang belum terbantu, silakan bantu jadi relawan jempol demgan mengontak hotline 115 dan 117, atau via akun @jabarquickresponse," tulisnya.
Baca Juga:Pelajar Tendang Nenek di Jalan karena Iseng, Kang Emil: Pintar Saja Tidak Cukup
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan adanya sejumlah orang yang menghadang kendaraan pengangkut bantuan bagi korban gempa Cianjur.
Orang tersebut juga diduga merupakan korban gempa Cianjur yang daerahnya belum mendapat bantuan logistik makanan dan obat-obatan.
Dalam beberapa video terlihat, beberapa oknum warga itu menghadang kendaraan pengangkut logistik dan meminta mereka untuk menurunkan beberapa kardus logistik di daerah tersebut karena ada warga yang belum mendapat bantuan.
"Cuman satu atau dua, gak akan semuanya, seikhlasnya aja," ujar seorang oknum warga dalam video yang diunggah akun Instagram @dedeinoen, Kamis (24/11/2022).
"Sabar pak, sebentar lagi BNPB ke sini," ujar pengemudi kendaraan pengangkut bantuan untuk korban gempa Cianjur.
Baca Juga:Endusan K9 Temukan Titik Sumber Bau Diperkirakan Korban Tertimbun Longsoran gempa Cianjur
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menjelaskan mengapa bantuan untuk korban gempa Cianjur belum merata.
Penyebabnya antara lain, banyaknya titik posko yang tersebar. Sehingga kesulitan dalam pendiatribusian logistik.
Begitupun akses jalan, kata Jokowi, jalan yang ditempuh juga cukup berliku. Sehingga, hal ini bukanlah soal yang mudah.
"Saya kan sudah sampaikan, gunakan heli kalau diperlukan, karena titiknya terlalu banyak dan medannya juga naik turun gunung yang tidak mudah," tuturnya di Cianjur, Kamis.