SuaraJabar.id - Kota Bandung dikenal sebagai kota yang memiliki beragam kegiatan kreativitas. Anak-anak Bandung di era 1950 hingga awal 80an misalnya, terkenal memiliki even balap yang unik yakni Balapan Peti Sabun.
Nama Balapan Peti Sabun mungkin terdengar asing saat ini. Namun di masa kejayaannya, balapan itu menjadi ajang bergengsi di Kota Kembang.
Balapan ini merupakan adu cepat kendaraan tanpa mesin yang didesain menyerupai kendaraan balap Formula 1 di masanya. Dilombakan di lintasan menurun, kecepatan laju peti sabun sangat bergantung pada daya luncurnya.
Balapan Peti Sabun terakhir kali digelar oleh Daya Mahasiswa Sunda (Damas) pada 1982 lalu di sebuah sirkuit di Jalan Sukajadi Bandung. Event yang ditunggu-tunggu warga Bandung saat itu dibuka oleh Gubernur dan Kapolda Jawa Barat masa itu.
Baca Juga:5 Sukses Persib Bandung di Pekan ke-22 BRI Liga 1, yang Terakhir Luar Biasa!
Pada Tahun 2023 Ini, Daya Mahasiswa Sunda sebagai pemrakarsa Balapan Peti Sabun di Indonesia pada tahun 1950 hingga 1982 bersama Alumni SMP Negeri 2 Bandung Angkatan 83 kembali akan mengadakan Balapan Peti Sabun.
Ketua Panitia Lomba Peti Sabun 2023 Kemal Panigoro mengatakan, event kali ini dihadirkan kembali ke tengah masyarakat sebagai ajang adu kreativitas. Seperti yang pernah terjadi pada dekade 70an.
"Untuk temanya, Lomba Peti Sabun di tahun 2023 ini akan mengusung tema kreatif, di mana kecepatan bukan salah satu faktor penilaian akan tetapi kreatifitas dan penyajian peserta lebih dikedepankan sebagai unsur penilaian utama," kata Kemal Panigoro, Senin (6/2/2023).
Pihak penyelenggara sendiri belum mengumumkan lokasi Balap Peti Sabun 2023. Namun ia memastikan balapan akan digelar di tempat khusus.
"Yang pasti venue lomba ini akan digelar di Bandung dan bukan di jalan umum, dan akan dilaksanakan di area yang luas, sehingga tidak mengganggu trafic lalu lintas masyarakat lainnya," katanya.
Kemal menambahkan, Lomba Peti Sabun ini bakal digelar pada bulan Juli 2023. Lomba ini terbuka bagi seluruh masyarakat.
"Paling kita akan mengatur berat maksimal kendaraan plus penumpangnya, tidak harus memiliki skil khusus siapapun boleh mengikutinya," katanya.
Ia berharap kegiatan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat. Untuk itu, ia mengatakan penyelenggara bakal mengemas kegiatan tersebut semenarik mungkin.
"Kita akan buat acara ini jauh lebih menarik, kita akan mengemasnya sedemikian rupa dengan memadukan teknologi masa kini dengan era tahun 70an." kata Kemal.
Sementara itu, Ketua Damas, Salim Saleh mengatakan kegiatan tersebut adalah salah satu wadah untuk membangkitkan lagi semangat kreatifitas dan inovasi anak muda dalam dunia otomotif serta mendukung program pemerintah dalam penggunaan otomotif yang berbasis energi baru terbarukan.
Ia menambahkan, event tersebut juga dapat menjadi sarana penambahan event dalam kalender pariwisata Kota Bandung.
"Acara ini tidak lain adalah untuk mengembalikan semangat anak muda untuk berkarya nyata dalam bentuk real,
Selain pengembangan budaya Sunda, Damas juga berpartisipasi aktif mengembangkan Kreatifitas d iberbagai bidang, seperti Lomba Peti Sabun ini yang sudah berjalan dari Tahun 50an," kata Salim.
Lebih lanjut ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara ini, "
Mari ikuti event khas warga bandung tempo dulu yang telah di-reborn oleh Damas bekerja sama dengan ikatan alumni SMP Negeri 2 tahun 1983 ini," ajaknya.
Ia mengatakan masa pandemi telah berlalu. Sehingga saat ini kreativitas anak muda khususnya di Kota Bandung sudah tak memiliki penghalang lagi.
Selain itu, event yang digelar secara offline juga dapat mereduksi kecanduan terhadap gadget.
"Anak-anak yang berorientasi pada gadget harus diimbangi dengan kegiatan yang nyata," tutupnya.