Intip Jejak Soekarno Muda di Rumah Saudagar Sugih, Tokoh Sarekat Islam Cimahi

Rumah bersejarah itu kemudian didatangi Rahmawati Soekarnoputri, putri Bung Karno yang sedang menelusuri jejak perjuangan ayahnya itu.

Galih Prasetyo
Kamis, 17 Agustus 2023 | 13:05 WIB
Intip Jejak Soekarno Muda di Rumah Saudagar Sugih, Tokoh Sarekat Islam Cimahi
Intip Jejak Soekarno Muda di Rumah Saudagar Sugih yang Aktif di Sarekat Islam Cimahi (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Rumah megah yang berusia lebih dari satu abad masih berdiri kokoh di Jalan Baros, Kota Cimahi. Rumah bergaya neo klasik itu konon pernah disinggahi Soekarno muda.

Rumah yang berdiri di atas lahan 2.190 meter persegi yang didesain mirip rumah dinas KNIL itu dibangun pribumi bernama Wongso Abuchaer. Dia adalah seorang saudagar dan salah satu tokoh Sarekat Islam zaman kolonial Belanda.

Di rumah megah nan luas itu hingga kini masih ditinggali Dewi Indraprasti (71) cucu dari anak bungsu Mbah Wongso bernama S Kartono Abuchaer. Dia tinggal di rumah nomor 55 itu bersama suaminya bernama Tiswara (78).

"Bangun rumah di sini sekitar tahun 1918 dan selesai itu tahun 1921 pas mertua saya (S Kartono Abuchaer) lahir," ujar Tiswara kepada Suara.com, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga:Dinilai Boros Anggaran, 4 Fakta Pembangunan Patung Raksasa Soekarno Senilai Rp 10 T di Bandung

Mbah Wongso, pria asal Yoguakarta itu diperkirakan merantau ke daerah Cimahi sekitar tahun 1980-an.

Ia berjualan bakul, sandal kayu Jawa hingga klompen alias bakiak di Pasar Antri yang ketika itu bangunannya belum permanen. Ia tinggal di daerah Gang Rangsom saat itu.

Intip Jejak Soekarno Muda di Rumah Saudagar Sugih yang Aktif di Sarekat Islam Cimahi (Suara.com/Ferry Bangkit)
Intip Jejak Soekarno Muda di Rumah Saudagar Sugih yang Aktif di Sarekat Islam Cimahi (Suara.com/Ferry Bangkit)

Kemudian Wongso menambah barang jualannya dengan batik yang dibawa dari Yogyakarta, himgga menjadikannya saudagar sugih.

"Usahanya maju di sini kemudian keluarga bahkan saudara dibawa ke sini. Beliau termasuk yang mendirikan Pasar Antri," ujar Tiswara.

Lalu Mbah Wongso mencari lahan untuk tempat tinggal yang lebih nyaman hingga akhirnya memilih Baros yang ketika itu masih berupa daerah persawahan dan kebun kelapa yang sepi. Dia membangun rumah permanen dengan gaya arsitektur Barat.

Baca Juga:Digadang-gadang Habiskan Rp 10 Triliun untuk Sebuah Patung Soekarno, Ternyata Segini Biaya Aslinya

Rumahnya mirip dengan rumah-rumah dinas KNIL ketika itu. Ruang depan sebagai beranda, di samping kanannya adalah kamar tidur. Di ruang tengah tempat keluarga berkumpul ada ada tiga kamar tidur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak