Sampah Plastik Jadi Masalah Kronis, Apa Solusi Konkretnya?

Kondisi ini bisa menyebabkan bencana seperti longsoran sampah, pencemaran leachate, pencemaran udara, bau busuk, ledakaan gas metan

Galih Prasetyo
Senin, 17 Juni 2024 | 17:45 WIB
Sampah Plastik Jadi Masalah Kronis, Apa Solusi Konkretnya?
Dear Ridwan Kamil! Kang Emil, Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah, Kumaha Ieu? [Tangkap layar X]

Pun, sampah bernilai ekonomi seperti botol PET dan cup PP juga masih mengalir di Sungai Ciliwung. Jenis sampah botol plastik di urutan teratas adalah botol dengan merek Aqua sebanyak 218 buah, Oasis 140 buah, Wings Group 116, Sosro 69 buah, dan Santos Group 36 buah.

Untuk cup PP terbanyak berasal dari cup tak bermerek sebanyak 226 buah diikuti Wings Group 212 buah, Orang Tua 64 buah, Indofood 42 buah dan Setia Pesona Cipta serta Aqua masing-masing sebanyak 39 buah.

Pada level reduksi sampah melalui peran industry ini, Ahmad Safrudin menambahkan bahwa otoritas pemerintah pusat punya peran strategis, di mana banyak izin proses produksi industri dengan kemasan yang berpotensi menjadi limbah menjadi kewenangannya. Untuk itu dia menegaskan perlunya pentaatan hukum secara ketat (strict liability).

Penanganan Sampah yang Kronis

Baca Juga:Lautan Sampah di Sungai Citarum Viral, DLH Jabar Klaim Proses Pembersihan Tinggal 25 Persen

Untuk mengatasi kondisi yang pelik ini, dibutuhkan solusi konkret pengelolaan sampah. Salah satunya dengan metode LCCN.

Penanganan sampah melalui produksi dan pemanfaatan plastik Netral Karbon atau LCCN (Lifecycle Carbon Neutral) merupakan metode pengolahan sampah dengan emisi polusi udara, GRK dan limbah berbahaya yang rendah.

Dengan metode LCCN dimana limbah domestik dan industri dikumpulkan, dan diangkut ke lokasi site LCCN di industri kompleks, sehingga CCU (Carbon Capture and Utilization) akan lebih mudah diterapkan.

Pengolahan sampah dengan basis LCCN mengolah semua jenis sampah melalui proses panas yang dihasilkan dengan tujuan menghasilkan uap (steam) atau listrik sebagai pilihan.

Lalu berbagai senyawa kimia dan residu termasuk CO2 yang dihasilkan akan diproses lebih lanjut untuk diinjeksikan kembali ke dalam steam atau proses produksi tenaga listrik dalam rangka meningkatkan efektivitas produksi melalui konservasi energi.

Baca Juga:Dear Ridwan Kamil! Kang Emil, Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah, Kumaha Ieu?

"Pengolahan sampah berbasis LCCN dapat menjadi solusi pada less landfill policy”. Less landfill policy adalah andalan waste management KLHK dalam rangka menekan 40 juta ton sampah pada 2030," kata Novrizal Tahar, Direktur Penanganan Sampah KLHK kata dalam diskusi publik bertajuk “Toward Carbon Neutral Plastic Production and Utilization, The Most Efficiency Urban Waste to Energy”

Climate crisis, biodiversity depletion dan environmental pollution yang kita hadapi saat ini a.l. harus diatasi dengan waste management melalui scenario pengurangan sampah pada tataran pencegahan dan scenario pengolahan sampah pada tataran penanganannya.

Scenario pengolahan sampah mencakup reuse, recycle, energy recovery, landfill dan unmanaged landfill. Less landfill policy bisa mencakup waste to energy (electricity, steam, RDF), selain pada sanitary landfill dapat juga menghasilkan energy (gas metan, CH4).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak