Diduga Sakit Hati Sering Diadukan ke Orang Tua, Anak Majikan Bunuh Satpam di Lawang Gintung

Korban diduga dibunuh karena alasan yang berkaitan dengan tugasnya sebagai satpam di rumah tersebut.

Syaiful Rachman
Sabtu, 18 Januari 2025 | 12:25 WIB
Diduga Sakit Hati Sering Diadukan ke Orang Tua, Anak Majikan Bunuh Satpam di Lawang Gintung
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi

SuaraJabar.id - Suasana duka menyelimuti keluarga Septian (37), seorang satpam asal Kampung Cibarengkok, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, Septian ditemukan tewas mengenaskan di rumah mewah tempatnya bekerja di kawasan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Jumat (17/1/2025).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kematian Septian diduga kuat terkait dengan tugasnya sebagai satpam. Diduga, ia menjadi korban pembunuhan setelah melaporkan perilaku mencurigakan anak majikannya yang sering keluar masuk rumah pada malam hari.

Adik ipar korban, Aris Munandar (40 tahun), mengatakan dirinya dihubungi pihak kepolisian pada Jumat sore dan diminta datang ke RSUD Ciawi untuk menandatangani surat autopsi.

"Saya ditelepon Kanit Reskrim sekitar pukul setengah empat dan diminta datang ke RS Ciawi untuk menandatangani surat autopsi," kata Aris, Sabtu (18/1/2025), dilansir sukabumiupdate.com, jaringan suara.com.

Baca Juga:Peredaran 21 Kg Sabu Asal Sumatera Berhasil Diungkap Polresta Bogor

Saat ditemukan, tubuh Septian penuh luka, terutama di bagian leher dan pinggang. Luka-luka tersebut diduga diakibatkan oleh benda tajam.

"Kejadian belum tahu, mungkin dari kepolisian menjelaskan korban dibunuh jam berapa," ujar Aris.

"Yang saya lihat banyak luka, fokusnya di leher sama pinggang. Pakai benda tajam," tambahnya.

Menurut Aris, korban sempat mengirimkan pesan kepada istrinya sebelum kejadian. Dalam pesan itu, Septian menceritakan adanya perselisihan dengan anak majikan terkait tugasnya mencatat keluar masuknya penghuni rumah.

"Tugas korban mendata siapa saja yang keluar-masuk, sesuai instruksi majikan. Tapi anak majikannya merasa difitnah karena dianggap dilaporkan ke ibunya soal kebiasaannya keluar malam," kata Aris.

Baca Juga:Diduga Korupsi Dana Desa, Kades Neglasari Didemo Warga

Jenazah Korban sendiri telah dibawa pihak keluarga. Jenazah Septian tiba di rumahnya di Desa Citarik pada Jumat tengah malam.

Korban meninggalkan seorang istri, seorang anak kandung dan tiga anak sambung.

Sementara itu, berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian telah mengamankan satu orang tersangka dalam kasus ini. Diduga, tersangka adalah anak majikan korban yang sebelumnya terlibat perselisihan dengan Septian.

"Kalau informasi baru satu (yang ditangkap polisi), si anak majikan," ungkap Aris.

"Pengen keluarga, hukum jangan tajam ke bawah tumpul ke atas. Minta keadilan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini