SuaraJabar.id - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta wilayah Bandung Raya tak membebani TPA Sarimukti dengan sampah lagi. Dia mengatakan, daerah harus mencari opsi lain untuk mengelola sampah, selain membuangnya ke Sarimukti.
Hal itu disampaikan Pj Gubernur Jabar saat meninjau timbulan sampah di sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Cimahi, Selasa (19/9/2023). Dia didampingi Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik S Nugrahawan.
"Tadi saya sudah ngobrol dengan Pak Dikdik untuk mencari cara lain untuk penanganan sampah ini, jangan sampai menggunung. Karenakan kendala terbakarnya TPA Sarimukti sampah-sampah tidak bisa di angkut, TPS-nya juga penuh jadi cari cara lain," imbuh Bey.
Dia menegaskan, wilayah Bandung Raya pengguna TPA Sarimukti yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan KBB saat ini sedang darurat pengolahan sampah. Hal itu terjadi setelah TPA Sarimukti ditutup sementara sejak terbakar sebulan lalu.
"Karena harus dimulai dari hulu, memisahkan sampah organik dan non organik dipisahkan saja menjadi 60 persen sampahnya itu," ucap Bey.
Bey mengungapkan, sejak ditutupnya TPA Sarimukti, gunungan sampah di wilayah Bandung Raya mencapai 56 ribu ton.
"Dengan saat lahan terbakar di Sarimukti bisa terangkut 31 ribu ton. Sampai hari ini sampah di Bandung Raya yang tidak terangkut 25 ribu ton," ungkap dia.
Dirinya belum bisa memastikan kapan TPA Sarimukti bisa dibuka lagi karena hingga saat ini masih ada titik-titik api yang berada di bawaha tumpukan sampah. Namun, dia memastikan jika sudah dibuka, pembuangannya akan dikurangi hingga 50 persen dari sebelumnya.
"Karena sudah kesepakatan dengan kepala daerah itu menjadi 50 persen," ucapnya.
Baca Juga: Pemprov Ambil Alih Penanganan Kebakaran TPA Sarimukti Bandung, Diharapkan Padam dalam 2 Minggu
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengatakan, untuk mengatasi persoalan sampah itu pihaknya sudah menyediakan zona darurat yang masih berada di wilayah TPA Sarimukti dengan total kapasitas 31 ribu ton lebih.
Namun kini kapasitasnya terus berkurang karena daerah di Bandung Raya terus melakukan pembuangan sampah tanpa memilah organik dan anorganik. Padahal, sebelumnya pihaknya meminta agar sampah yang dikirim dipilah terlebih dahulu.
"Intruksi gubernurnya kan gak boleh organik masuk Sarimukti, hanya 50 persen dari timbulan sampah yang harus kami terima. Nah kami coba, bisa gak temen-temen kabupaten kota bisa melakukan upaya pengurangan dengan maksimal," kata dia.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Pemprov Ambil Alih Penanganan Kebakaran TPA Sarimukti Bandung, Diharapkan Padam dalam 2 Minggu
-
Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti Bandung Sulit Padam, Ini Beberapa Faktornya
-
Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, Sebulan Tanpa Penghasilan
-
Dua Pekan TPA Sarimukti Kebakaran, Warga di Cimahi Kucing-kucingan Buang Sampah Sembarangan
-
Total Kerugian Akibat Kebakaran TPA Sarimukti
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Kinerja UMKM Masih Ekspansif, BRI Paparkan Survei Indeks Bisnis 2025
-
Penghargaan GCG: BRI Buktikan Konsistensi Tata Kelola Kelas Dunia
-
4 Destinasi Wisata Paling Hits di Bandung Buat Liburan Akhir Tahun 2025
-
9 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang, Pengemudi Honda Jazz Tewas
-
Diperiksa KPK Soal Skandal BJB Rp222 Miliar, Ridwan Kamil: Saya Tidak Tahu, Apalagi Menikmati